Jumat, 06 Juni 2014

PROPOSAL TUGAS AGUS


ANALISIS  KORELASI  ANTARA IMPLEMENTASI  KERJASAMA  PEMERINTAH  DAERAH  KABUPATEN   BINTANG   DENGAN
UNIVERSITAS SANATA   DHARMA  YOGYAKARTA  DAN  MOTIVASI  BELAJAR  MAHASISWA

PROPOSAL SKRIPSI
Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Y.M.V.Mundayen,S.Pd.,M.Sc.

Disusun Oleh:
Agustinus Uropka
NIM:  091324002

PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAUHAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Alasan Latar Belakang Masalah
Kerjasama antara lembaga pendidikan dan Pemerintah Daerah tertentu adalah merupakan langkah awal dimana saling mendukung dalam membangun sumber daya manusia suatu daerah atau membangun masyarakat. Untuk membangun dan menjawab tantangan suatu daerah adalah melalui suatu kerjasama yang dilandasi dengan suatu kesepakatan bersama dimana tidak keluar dari tujuan kedua pihak, baik secara individu maupun kelompok. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya.
Begitupun kita, dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang pun yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri. Kerjasama juga merupakan sebuah kemitraan antara pemerintah dan swasta yang mana mereka melibatkan kerjasama yang bersifat kolaboratif. (Menurut Bovaird dalam Agus Dwiyanto, 2004: 252) mendefinisikan kemitraan antara pemerintah dan swasta secara sederhana sebagai “pengaturan pekerjaan berdasarkan komitmen timbal balik, melebihi dan di atas yang diatur dalam setiap kontrak antara satu organisasi di sektor publik dengan organisasi di luar sector publik. Dari definisi tersebut, Bovaird mendefinisikan bahwa kemitraan melibatkan bentuk kerjasama yang lebih dari sekedar kontrak kerjasama yang mana keduanya memiliki komitmen untuk mewujudkan tujuan bersama. Salah satu contoh bentuk kerjasama atau kemitraan adalah antara  Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma yang mana kedua pihak menyepakati dan menandatangani bersama.  Kerjasama ini dilakukan dengan kesepakatan bersama atau (MOU). Setiap tahun pemerintah daerah mengirim 25 orang untuk mengikuti program matrikulasi atau program pengulangan materi-materi pelajaran SMA dan tahap penyesuaian selama satu tahun. Program ini tentu langkah awal yang dilakukan oleh kedua instansi tersebut untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di masa mendatang.  Kerjasama ini sudah berjalan selama 4 tahun sejak tahun 2007 sampai sekarang.  Namun, dalam implementasi pelaksanaannya terjadi banyak permasalahan antara Pemerintah Daerah, Universitas Sanata Dharma, dan mahasiswa Pegunungan Bintang.  Kerjasama ini didasarkan pada pertimbangan keuntungan dari kedua belah pihak dan dipahami sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok di antara manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma menyadari bahwa dalam membangun dan meningkatkan sumber daya manusia suatu daerah adalah melalui sebuah kerjasama di bidang pendidikan yang di dalamnya tercantum Nota Kesepahamaan bersama.
Nota kesepahaman antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Universitas Sanata Dharma mengenai kerjasama di bidang
pendidikan adalah sebagai berikut:
NOMOR: 420/154/BUP-PB
NOMOR: 008/MOU-USD/IV/2007
Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma
selanjutnya disebut “Para Pihak’ Mempertimbangkan kepentingan bersama untuk meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan. Berkeinginan untuk mengembangkan dan meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan di bidang pendidikan; dan Sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; Telah mencapai saling pengertian sebagai berikut:
Pasal 1
Tujuan
Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah untuk meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan guna mewujudkan rencana Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dalam rangka peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia.
Pasal 2
Ruang Lingkup Kerjasama
Para pihak akan mewujudkan kerjasama di bidang-bidang berikut:
1) Pendidikan mahasiswa dan calon mahasiswa
2) Pengembangan kurikulum sekolah
3) Pelatihan guru
Pasal 3
Pelaksanaan dan Pendanaan Kerjasama
Pelaksanaan dan pendanaan kerjasama ini akan diatur dalam perjanjian kerjasama tersendiri yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.
Pasal 4
Penyelesaian Sengketa
Segala sengketa yang ditimbulkan karena penafsiran dan/atau pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan dilakukan dengan musyawara. 
Pasal 5
Jangka Waktu
Nota Kesepahaman ini berlaku sejak ditandatangani sampai masa 6 (enam) tahun dan diperpanjang secara otomatis pada setiap akhir periode kecuali para pihak memutuskan lain. Perjanjian kerjasama ini ditandatangani di Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 2007 dalam dua naskah asli, masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh masing- masing perwakilan yakni Rektor Universitas Sanata Dharma Dr.Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J.,M.Sc., Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang Drs. Wellington L. Wenda, M.Si dan diketahui oleh ketua DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang Drs. Theo B. Opky.
Di dalam kerjasama ini kedua pihak memerlukan komunikasi. Komunikasi sangat berperan dalam sebuah kemitraan karena dengan adanya komunikasi akan memperlancar kerjasama tersebut. Berdasarkan isi nota kesepahaman pada pasal 4 tentang Penyelesaian sengketa yang berbunyi “Segala sengketa yang ditimbulkan karena penafsiran dan/atau pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan dilakukan dengan musyawara. Dari isi pasal tersebut akan terlaksana dengan baik apabila komunikasi berperan di dalam musyawara yang dimaksud pada pasal 4. Komunikasi Menurut (Forsdale 1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan. Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang.
Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma membutuhkan komunikasi guna mencapai tujuan dan maksud yang  tertera di dalam Nota Kesepahaman. Komunikasi ini diperuntukkan bagi kedua pihak agar dapat mengkomunikasikan segala macam persoalan yang terjadi dalam kerja sama tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ini berjudul. ” Analisis Korelasi Antara Implementasi  Kerjasama  Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang  Dengan Universitas Sanata  Dharma Yogyakarta  dan  Motivasi   Belajar  Mahasiswa”.

B.        Rumusan Masalah
1.      Sejauh mana Implementasi Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma dapat dilaksanakan?
2.       Sejauh mana Motivasi Belajar Mahasiswa selama masih mengikuti program kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma?
3.       Apakah ada korelasi antara Implementasi Program Kerjasama dan Motivasi Belajar Mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang?
4.       Perbaikan apakah yang dapat disarankan dalam Implementasi Program Kerjasama Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
C.        Pembatasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi kedua pihak, maka dalam hal ini penulis membatasi penyajian masalah yang akan dibahas. Adapun permasalahan itu, hanya dikhususkan pada implementasi program kerjasama dan motivasi belajar mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang.
D. Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pelaksanaan kerjasama antara pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
2.      Untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar mahasiswa yang dimiliki melalui implementasi program kerjasama tersebut.
3.       Untuk mengetahui apakah implementasi Program Kerjasama berkorelasi dengan motivasi belajar mahasiswa.
4.      Untuk mengetahui perbaikan mendasar yang dapat disarankan dalam implementasi kerjasam tersebut.
E.     Manfaat Penelitian
1.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada kedua pihak dalam melakukan implementasi kerjasama dalam rangka meningkatkan kerjasama dan menciptakan komitmen kedua pihak dengan baik.
2.      Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan evaluasi pelaksanaan implementasi kerjasama antara kedua instansi.


F.     Sistematika Penulisan
Pada penulisan penelitian ini, sistematika penulisannya akan terdiri dari bab dengan urutan sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan megenai apa yang menjadi latar belakang penulisan ini, pokok masalah yang akan dihadapi, batasan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. Kajian Pustaka
Pada bab ini uraian bersifat teoritis yaitu mengenai kerjasama, kebijakan, implementasi kebijakan, implementasi, motivasi dan hal-hal lain mengenai apa yang diteliti oleh penulis. Dimana teori-teori tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam pembahasan.
BAB III. Metode Penelitian Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis, lokasi, subyek, obyek penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, metode pengumpulan data, dan analisis yang digunakan.
BAB IV. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan  Pada bab ini kesimpulan akan diperoleh dari hasil perhitungan, saransaran yang diberikan pada subjek penelitian dilakukan pada penelitian, dan keterbatasan dari penelitian itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka ini berisi sumber-sumber yang berupa buku-buku, skripsi, dan sumber lainnya yang dipakai penulis dalam penyusunan
skripsi ini
  
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Masalah
1. Kerjasama
a) Pengertian Kerjasama
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil. Kerjasama (cooperation) adalah adanya  keterlibatan secara pribadi di antara kedua pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2000 dalam Bunga Fajar Sari). Moh.  Jafar Hafsah (dalam skripsi Bunga Fajar Sari, 2008) menyebut kerjasama ini dengan istilah “kemitraan”, yang artinya adalah “suatu strategi bisnis atau pun organisasi yang dilakukan oleh dua pihak atau  lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling menguntungkan anatar kedua pihak.” (H. Kusnadi Hafsah dalam skripsi Bunga Fajar Sari 2008) mengartikan kerjasama sebagai “dua orang atau lebih  untuk  melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Dari pengertian kerjasama di atas ada beberapa aspek yang terkandung dalam kerjasama, yaitu dua orang atau lebih, artinya kerjasama akan ada kalau minimal ada dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari  kedua orang atau kedua pihak yang bekerjasama. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok di antara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan  mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.
b) Bentuk-bentuk Kerjasama
Dalam teori sosiologi akan dijumpai beberapa bentuk kerjasama (cooperation). Lebih lanjutnya kerjasama dapat dibedakan dalam kerjasama spontan (spontaneous cooperation), kerjasama langsung (directed cooperation), kerjasama kontrak (contractual cooperation), serta kerjasama tradisional (traditional cooperation), Soekanto,1990.

c) Dasar Kerjasama
Pada das arnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalani kehidupannya manusia akan dihadapkan pada suatu dilema sosial. Oleh karenanya dibutuhkan kerjasama dalam menjalani  kehidupannya. Salah satu bentuk kerjasama adalah antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma adalah dengan tujuan membangun dan meningkatkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan membangun daerah. Dengan adanya kebutuhan akan sumber daya manusia di Kabupaten Pegunungan Bintang sehingga pemerintah daerah melakukan suatu terobosan di bidang pendidikan, baik di tingkat SMP, SMA, dan PT (Perguruan Tinggi). Kerjasama ini tidak hanya dilakukan antara pemerintah daerah dan Universitas Sanata Dharma tetapi dengan lembaga  pendidikan lainnya dan berbagai yayasan di seluruh Indonesia.
2. Kebijakan
a.      Pengertian Kebijakan
Kebijakan sebagai suatu program pencapain tujuan, nilai-nilai dan tindakan-tindakan yang terarah dan kebijakan juga merupakan serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukan kesulitan-kesulitan dan kemungkinan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Secara umum kebijakan dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1.      Proses pembuatan kebijakan merupakan kegiatan perumusan hingga dibuatnya suatu kebijakan.
2.       Proses implementasi merupakan pelaksanaan kebijakan yang sudah dirumuskan.
3.       Proses evaluasi kebijakan merupakan proses mengkaji kembali implementasi yang sudah dilaksanakan atau dengan kata lain mencari jawaban apa yang terjadi akibat implementasi kebijakan tertentu dan membahas antara cara yang digunakan dengan hasil yang dicapai.
b) Implementasi
Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan sarana  untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama. Menururt Van Meter dan Horn (dalam Winarmo 2012:149) menyatakan  bahwa implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.  Berdasarkan pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai.
Berdasarkan pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai.
c) Implementasi Kebijakan
Implementasi adalah hasil perubahan yang terjadi dan perubahan bisa dimunculkan, juga merupakan studi kehidupan politik yaitu organisasi di luar dan di dalam sistem politik menjalankan urusan mereka dan berinteraksi satu sama lain dan motivasi yang membuat bertindak secara berbeda (Parsons, 2005:463). Sedangkan menurut (Goerge C Edwards 2003:1) “Implementasi Kebijakan adalah suatu tahapan kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensikonsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya’. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu dapat mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat baik dapat mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan.  Sedangkan (Wibawa dalam Tangkilisan, 2003:20) berpendapat “Impelementasi Kebijakan adalah untuk  menetapkan  arah agar tujuan  kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah.
d) Model Implementasi Kebijakan
Menurut (Sabatier 1986: 21-48 dalam skripsi Dr. Haedar Akib, M.Si. & Dr. Antonius Tarigan 2009), terdapat dua model yang berpacu dalam tahap implementasi kebijakan, yakni model top down dan model bottom up. Kedua model ini terdapat pada setiap proses pembuatan kebijakan. Model elit, model proses dan model inkremental dianggap sebagai gambaran pembuatan kebijakan berdasarkan model top down. Sedangkan gambaran model bottom up dapat dilihat pada model kelompok dan model kelembagaan. (Grindle 1980: 6-10 dalam skripsi (Dr. Haedar Akib, M.Si. & Dr. Antonius Tarigan 2009) memperkenalkan model implementasi sebagai proses politik dan administrasi. Model tersebut menggambarkan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh beragam aktor, di mana keluaran akhirnya ditentukan oleh materi program yang telah dicapai maupun melalui interaksi para pembuat keputusan dalam konteks politik administrative. Proses politik dapat terlihat melalui proses pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai aktor kebijakan, sedangkan proses administrasi terlihat melalui proses umum mengenai aksi administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.
Model Implementasi Kebijakan adalah:
1.      Kebijakan yang diinginkan (idealized policy); pola interaksi yang dikehendaki dan apa yang hendak diubah oleh suatu kebijakan.
2.       Kelompok sasaran (target group); sekelompok masyarakat yg hendak dipengaruhi dan diubah.
3.      Organisasi pelaksana (implementing organisation); sebuah satuan birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab atas kebijakan tertentu.
4.      Faktor lingkungan (environmental factors); unsur-unsur lingkungan kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan.
e) Perspektif Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan publik dapat dilihat dari beberapa perspektif atau pendekatan. Salah satunya ialah implementation problems approach yang diperkenalkan oleh Edwards III (1984: 9-10). Edwards III mengajukan pendekatan masalah implementasi dengan terlebih dahulu mengemukakan dua pertanyaan pokok, yakni: (i) faktor apa yang mendukung keberhasilan implementasi kebijakan? dan (ii) faktor apa yang menghambat keberhasilan implementasi kebijakan. Berdasarkan kedua pertanyaan tersebut dirumuskan empat factor yang merupakan syarat utama keberhasilan proses implementasi, yakni komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana dan struktur organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi. Empat faktor tersebut menjadi kriteria penting dalam implementasi suatu kebijakan. Untuk memperlancar implementasi kebijakan, perlu dilakukan diseminasi dengan baik. Syarat pengelolaan diseminasi kebijakan ada empat, yakni:
1.      Adanya respek anggota masyarakat terhadap otoritas pemerintah untuk menjelaskan perlunya secara moral mematuhi undang-undang yang dibuat oleh pihak berwenang;
2.       Adanya kesadaran untuk menerima kebijakan. Kesadaran dan kemauan menerima dan melaksanakan kebijakan terwujud manakala kebijakan dianggap logis.
3.      keyakinan bahwa kebijakan dibuat secara sah;
4.      Awalnya suatu kebijakan dianggap kontroversial, namun dengan berjalannya waktu maka kebijakan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang wajar.
f) Proses Implementasi
Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan tersebut berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta berusaha mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya. Implementasi pada hakekatnya juga upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah sebuah program dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan dan pengertian implementasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa awalnya program merupakan sesuatu yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Selanjutnya adanya kelompok yang menjadi sasaran program sehingga kelompok menjadi ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya program dan peningkatan dalam kehidupannya. Program akan menunjang implementasi, karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek yaitu:
1.      Adanya tujuan yang ingin dicapai.
2.       Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan.
3.      Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dinilai.
4.      Adanya strategi dalam pelaksanaan.
3. Motivasi Belajar
a).  Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan Waridin, 2004 Dalam Skripsi Regina Aditya Reza, Universitas Diponegoro Semarang, 2010). Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi semangat dan kegairahan seseorang untuk berperan serta secara aktif dalam belajar. Teori motivasi yang paling terkenal adalah hirarki kebutuhan yang diungkapan Abraham Maslow. Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan (Maslow, dalam Suwatno dan Donni 2011), yang menjadi indikator yaitu:
1.         Fisiologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.
2.         Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
3.         Sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan.
4.         Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
5.         Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat juga disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu:
1.      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.
2.       Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3.      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
b) Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan seseorang untuk melakukan  kegiatan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Menurut McClelland dan Atkinson dalam Psikologi Pendidikan   (2006: 354) bahwa motivasi paling penting untuk psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal.  Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi juga merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku manusia untuk dapat melakukan kegiatan dalam menjalani kehidupan seseorang.
B. Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian ini tidak menggunakan penelitian sebelumnya karena belum ada yang melakukan penelitian tentang masalah tersebut.
C. Desain Penelitian
Berdasarkan dari uraian latar belakang, tinjauan pustaka dengan teoriteori yang telah dijelaskan pada bab terdahulu terhadap penelitian ini, terhadap gambar kerangka pikir penelitian di atas, maka alur penelitian yang akan dilakukan untuk menganalisis korelasi antara implementasi program kerjasama dan motivasi belajar mahasiswa yaitu dengan langkah terlebih dahulu yang dianalisis dan diteliti adalah variabel implementasi program kerjasama (X) tersebut di atas dengan maksud untuk memperoleh hipotesis hubungan dengan motivasi belajar mahasiswa (Y).
D. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan dari dua variabel yang dapat dipergunakan sebagai tuntunan sementara dalam penelitian untuk menguji kebenarannya.  Dalam penelitian ini yang menjadi variabel yang dapat digunakan untuk menguji kebenarannya adalah hubungan antara implementasi program kerjasa dan motivasi belajar mahasiswa. Implementasi pada dasarnya menekankan proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tertentu. Proses yang dimaksud di atas adalah memantau kegiatan harian dalam pelaksanaan kebijakan. Tujuan Program Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegununngan Bintang dan Universitas Sanata Dharma adalah mau menciptakan SDM.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
1.      Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang mengikuti program kerjasama antara kedua instansi, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
2.      Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah korelasi antara implementasi kerjasama dan motivasi belajar mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mana tempat atau populasi berada.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2014
C. Variabel Penelitian
Sugiono (1997) mengatakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. (Umar, 2004:47) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1.      Motivasi Belajar Mahasiswa
Variabel yang pertama dalam penelitian ini adalah Motivasi Belajar Mahasiswa (Y).
2.      Implementasi Kerjasama
Variabel kedua dalam penelitian ini adalah Implementasi Kerjasama (X).
D.    Pengukuran
1.      Pengukuran Implementasi Kerjasama
Pengukuran implementasi program kerjasama dilakukan berdasarkan persepsi terhadap implementasi atau pelaksanaan kerjasama antara Pemerintah Daerah dan Universitas Sanata Dharma. Pengukuran ini dilakukan berdasarkan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden. Pernyataanpernyataan yang diajukan berdasarkan pelaksanaan implementasi program kerjasama. Untuk mengukur sejauh mana implementasi kerjasama tersebut dapat memberikan jawaban skor sesuai dengan skala likert. Jawabanjawaban yang telah diberi skor dijumlah untuk  memperoleh  jumlah tertentu.  Pemberian  skor dari setiap alternatif jawaban sesuai dengan jawaban dari responden. Jumlah pernyataan pada  implementasi  kerjasama adalah 15 butir. Karena setiap pernyataan mempunyai lima alternatif jawaban, maka setiap indikator tersebut mempunyai nilai  minimum 15 (1x15) dan maksimum 75 (5x15). Dari 15 pernyataan tersebut diajukan untuk  dapat memperoleh gambaran tentang implementasi atau pelaksanaan kerjasama antara kedua instansi tersebut.
2.                        Pengukuran Motivasi Belajar Mahasiswa
Pengukuran motivasi belajar mahasiswa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar  yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam menjalani perkuliahan. Untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa, jawaban responden dari masing-masing pernyataan telah diberi skor sesuai dengan sakla likert dan dijumlahkan untuk memperoleh  jumlah tertentu. Jumlah  pernyataan pada motivasi belajar mahasiswa adalah 15 butir. Karena di setiap pernyataan  mempunyai lima alternative jawaban, maka setiap indikator tersebut mempunyai nilai minimum 15 (1x15) dan maksimum 75 (5x15). Dari 15 pernyataan variabel motivasi belajar mahasiswa dimaksudkan untuk dapat memperoleh informasi tentang sejauh mana atau sebesar apa motivasi belajar mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang dengan adanya kerjasama, terutama motivasi yang berasal dari luar diri seseorang atau disebut dengan motivasi ekstrinsik.
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa definisi operasional variabel.  Definisi dari operasional variabel tersebut adalah:
1.      Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu atau pejabat - pejabat terhadap sesuatu objek/sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan - tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Kebijakan merupakan serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukan kesulitan-kesulitan dan kemungkinan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
3.      Implementasi kebijakan adalah aktivitas yang terlihat setelah dikeluarkan pengarahan yang sah dari suatu kebijakan yang meliputi upaya mengelola input untuk menghasilkan output atau outcomes bagi masyarakat.
4.      Implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah. Implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan tujuan kebijakan public direalisasikan melalui aktivitas instansi pemerintah yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan (policy stakeholders).
5.      Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan  atau kelompok di antara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.
6.      Kerjasama dapat dibedakan dalam kerjasama spontan (spontaneous cooperation), kerjasama langsung (directed cooperation), kerjasama kontrak (contractual cooperation), serta kerjasama tradisional (traditional cooperation).
7.      Yang menjadi dasar kerjasama di sini adalah kebutuhan akan pentingnya sumberdaya manusia di Kabupaten Pegunungan Bintang. Dengan maksud supaya menciptakan dan menyediakan sumberdaya manusia untuk waktu yang akan datang.
8.       Motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu.
9.       Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku manusia untuk dapat melakukan kegiatan dalam menjalani kehidupan seseorang,
10.  Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar secara terus menerus.
F. Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuansatuan dan individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto Ps. dan Subagyo, 2000: 107). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang mengikuti program kerjasama antara kedua instansi, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
2.      Sampel
Menurut Djarwanto Ps. dan Subagyo (2000: 108) sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlah lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Ukuran sampel dalam penelitian ini direncanakan sebanyak 40 responden. Sampel tersebut hanya mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang mengikuti program kerjasama dan kuliah di berbagai universitas di Yogyakarta.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan data yang digunakan adalah Sampling Kuota (quota sampling). Teknik pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah (jatah) dengan pertimbanga peneliti. Selanjutnya jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil sampel.
H. Metode Pengumpulan Data
1.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk mendapatkan data yang valid dan akurat yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan untuk pembahasan dan pemecahan masalah. Untuk mendapatkan data-data di obyek penelitian, peneliti menggunakan teknik kuesioner yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dan sistematis serta dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian diajukan kepada responden, dan terakhir diserahkan kembali kepada peneliti. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh gambaran yang lebih jelas.
b)            Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disampaikan secara tertulis berbentuk pertanyaan terbuka dan tertutup, juga kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup.
c)Studi Pustaka adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah teori dan informasi yang erat hubungannya dengan materi penelitian. Hal ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku refrensi, majalah dan sumber-sumber lainnya.
2.  Jenis Data
a)      Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara  langsung terhadap sasaran. Data ini diperoleh secara langsung dari sumber data yang dikumpulkan dengan pemberian kuesioner. Data primer meliputi tanggapan responden (Mahasiswa  Kabupaten Pegunungan  Bintang) sehubungan dengan  Implementasi Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma. Data primer dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan penyebaran Kuesioner (angket).
b)     Data sekunder
Data sekunder adalah data yang yang dikumpulkan peneliti yangm didapat dari orang lain atau data yang diperoleh secara tidak langsung. Misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari penyelenggara program kerjasama yaitu Universitas Sanata Dharma dan Pemerintah daerah Kabuapten Pegunungan Bintang.
3. Pengolahan Data
Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-tahap teknik pengolahan data sebagai berikut:
a) Editing
Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuain yang diperoleh terhadap data penelitian untuk memudahakan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik.
b) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kategori yang sama. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban.
c) Scoring
Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima kategori penilaian, yaitu:
1) Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju
2) Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju
3) Skor 3 diberikan untukjawaban netral
4) Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju
5) Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju
d) Tabulasi
Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program komputer SPSS 16.
I. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrument data penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Untuk menguji validitas ini digunakan korelasi
1.               Product Moment (Priyatno, 2008:54):
Keterangan:
r : Koefisien Korelasi Product Moment antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar
x : Implementasi Kerjasama
y : Motivasi Belajar Mahasiswa
n : Jumlah sampel dari mahasiswa
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005).
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi korelasi. Dalam menganalisa data, melalui beberapa tahap di bawah ini:
a). Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen. Analisis korelasi sederhana dengan bentuk “Korelasi Pearson Product Moment” menggunakan rumus sebagai berikut :
 Untuk menentukan besar kecilnya koefisien korelasi, Sudjana dalam bukunya menetapkan batas-batas koefisien korelasi sebagai berikut : -1 ≤ r ≤ +1. Tanda (-) atau (+) pada koefisien korelasi mempunyai arti yang sangat penting. Suatu koefisien yang positif (+) berarti hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat searah yaitu apabila terjadi kenaikan atau penurunan variabel x akan diikuti kenaikan atau penurunan variabel y. Sedangkan apabila koefisien korelasi bertanda negatif (-), maka hubungan tersebut adalah berlawanan arah yang berarti apabila terjadi kenaikan variabel x maka akan diikuti penurunan variabel y, demikian pula sebaliknya apabila terjadi penurunan variabel x akan diikuti oleh kenaikan variabel y.
Tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungan. Menurut Asep   dalam bukunya Statistika Bisnis (2010:61) interpretasi nilai r adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
Nilai r
Interpretasi
0-0,199
0,200-0,399
0,400-0,599
0,600-0,799
0,800-1,00
Korelasi Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Asep Suryana dalam buku Statistika Bisnis (2010:61).
b) Penerimaan dan Penolakan Ho
Apabila t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dengan kata lain H1 diterima dan sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
c) Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik. Maksud pengujian hipotesis ini adalah untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima atau malah sebaliknya ditolak. Langkah–langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1.    Penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif Ha Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis tentang tidak adanya hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen yang telah ditentukan. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah kebalikan dari hipotesis nol (Ho) dengan pernyataan bahwa: Ho:  Tidak ada hubungan antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar mahasiswa. Ha: Ada hubungan antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar mahasiswa.
2.   Menentukan t hitung dengan menggunakan statistik uji –t dengan rumus statistik yaitu:
Keterangan:
r = koefisien korelasi antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar
r2 = nilai koefisien determinasi
t = nilai yang dicari, nilai uji -t
(n-2) = derajat kebebasan
3) Tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Tingkat signifikansi tersebut dipilih karena merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial yang juga dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antar varibel yang diteliti.
                   4). Kaidah keputusan:
1. Tolak Ho (terima Ha ) jika t hitung > t tabel
2. Terima Ho jika t hitung  t tabel

BAB IV
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t memperoleh nilai t hitung = 6,886 diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya implementasi kerjasama berkorelasi signifikan terhadap motivasi belajar. Semakin baik implementasi kerjasama yang dijalankan, maka motivasi belajar akan semakin baik pula. Sebaliknya semakin kurang baik implementasi kerjasama yang dijalankan, maka motivasi belajar mahasiswa juga akan semakin berkurang. Implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan untuk memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai.
Dengan demikian, kerjasama Pemerintah Daerah dan Universitas Sanata Dharma dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Maksud dan tujuan tersebut adalah untuk meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan guna mewujudkan rencana Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dalam rangka peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia.  Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dapat dilakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui jawaban responden terhadap pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel valid dan reliabel.  Dalam analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa dalam model analisi Product Moment ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dan variable terikat.
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan terdapat hubungan posiftif dan signifikan implementasi kerjasama dan motivasi belajar mahasiswa. Pengujian membuktikan bahwa implementasi kerjasama memiliki peran penting dalam memotivasi mahasiswa dalam proses belajar.
2.      . Dari hasil perhitungan korelasi antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,648 yang berarti terdapat hubungan antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar yang mana tingkat hubungannya berada pada taraf kuat.
3.      Dilihat dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diperoleh nilai koefisien t tabel 2,042 dan nilai t hitung sebesar 6,886 dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Artinya bahwa ada hubungan antara variabel implementasi kerjasama dengan motivasi belajar mahasiswa.
4.       Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kerjasama mempunyai peran penting dalam memotivasi mahasiswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1). Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
a)      Melihat kenyataan bahwa terdapat hubungan implementasi kerjasama dengan motivasi belajar mahasiswa yang mana berada pada taraf kuat, maka diharapkan pemerintah daerah dan Universitas Sanata Dharma untuk tetap mengadakan pendekatan dan pengawasan seperlunya terhadap mahasiswa agar dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa terutama motivasi yang berasal dari ekstrinsik/dari luar diri seseorang dan dapat mendorong motivasi intrinsik/dari dalam diri seseorang.
b)      Diharapkan kerjasama ini dapat dilanjutkan dan tidak hanya berhentisampai di sini karena kerjasama ini sangat membantu pemerintah daerah dalam membangun dan menyediakan sumberdaya manusia Kabupaten Pegunungan Bintang.
c)      Perlu adanya pembentukan tim khusus yang akan menangani masalah pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang untuk dapat memastikan bahwa kerjasama yang dilakukan dengan berbagai lembaga pendidikan maupun yayasan di seluruh Indonesia tersebut dapat berjalan lancar.
d)     Melalui tim ini pula mengontrol pelajar dan mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang di seluruh Indonesia terutama bagi mereka yang masuk dalam jalur kerjasama maupun jalur beasiswa dari Kabupaten Pegunungan Bintang. Ini bertujuan agar pemerintah tidak hanya mengeluarkan biaya pembangunan secara cuma-cuma untuk membiayai mahasiswa tanpa memperhatikan perkembangan prestasi akademik.
e)      Dalam kerjasama ini Pemerintah Daerah dan Universitas Sanata Dharma diharapkan tidak hanya menangani masalah keuangan tetapi perlu adanya penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tertentu agar motivasi belajar mahasiswa secara berlahan dapat ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan dimaksud adalah seperti pelatihan kepemimpinan, pelatihan kepribadian mahasiswa, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan spritualitas dan pembentukan mentalitas mahasiswa dan kegiatan lainnya supaya kerjasama tersebut bisa dicapai sebagaimana sesuai kesepakatan bersama.
2). Bagi Penelitian Selanjutnya
a.       Bagi penelitian mendatang hendaknya menambahkan variabel penelitian sehingga bisa memberikan masukan kepada pemerintah melalui penelitian-penelitian mengenai kerjasama itu sendiri.
b.       Bagi penelitian mendatang hendaknya instrumen penelitian lebih diperdalam dan dikembangkan lagi sehingga kemampuan mengukurnya lebih baik. Karena pada dasarnya masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa.
C. Keterbatasan
Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan secara khusus diperoleh sebagai berikut ini:
1.      dari penelitian ini belum sempurna, karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu dan pengetahuan. Di samping itu penulis belum mempunyai pengalaman dalam menulis karya ilmiah, maka dalam hal pengkajian teori, pengolahan data, dan menganalisa data belum sempurna.
2.      Dalam penelitian ini penulis tidak dapat memastikan kebenaran data yang diperoleh dari responden, karena data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada responden sehingga responden kemungkinan dalam memberikan jawaban kurang maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam mengisi kuesioner.
                                               
DAFTAR PUSTAKA
J.David Hunger & Thomas l. Wheelen, 2003. Implementasi dan Pengendalian
Strategi dalam Manajemen Strategis.
Budi Winarmo. Kebijakan Publik. Teori, Proses, dan Studi Kasus. Pringwulung,
Yogyakarta, 2012.
Robert l. Mathis-John H. Jackson, 2006. Proses pengembangan SDM dalam Human
Resource Management.
Yahya Asnawi, 2010. Jurnal Prestasi belajar dan Motivasi. Website:www.are efah.tk
e-mail:a_re efah@ yahoo.com
Agus Irianto. Jakarta, 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya.
H. Asep Suryana Natawiria dan Diduwan, Statistika Bisnis. Penerbit Allfabeta,
Bandung, 2010.
Bunga Fajar Sari, Skripsi, Bentuk Kerja Sama (cooperation) pada interaksi sosial
waria, Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, 2009
Jhon W. Santrock. Psikologi Pendidikan, Educational Psychology. Jakarta, 2009.
Bagus Prasojo, Skripsi, Analisis Implementasi erp (enterprise resources planning)
pada perusahaan tekstil dengan metode business process re-engineering,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008
Rini Darmastuti. Bahasa Indonesia Komunikasi. Yogyakarta, 2006.

MY NAME IS SUGA AKPORU