Minggu, 03 Agustus 2014

KEMANDIRIAN KOMAPO HARAPAN SELURUH ANGGOTA ORGANISASI




Penulis: Fransiskus Kasipmabin

Tulisan ini ditulis ketika melihat perkembangan organisasi mahasiswa kedaerahaan, termasuk organisasi mahasiswa Pegunungan Bintang yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang (IMPETANG) di Jayapura maupun Komunitas Mahasiswa Aplim Apom (KOMAPO) di luar Papua, sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik perkembangan didalam internal organisasi maupun diluar organisasi.
Selain itu, sorotan tajam yang disampaikan oleh Bapak Pieter Kalakmabin dan juga anggota DPRD kabupaten Pegunungan Bintang di media facebook terkait keikutsertaan mahasiswa Impetang dalam permainan politik. Kemudian organisasi mahasiswa terlibat dalam peraktek-peraktek yang kurang baik seperti Organisasi ikut terlibat dalam ranah politik praktis.
Seperti dikutip di media Facebook, salah satu Tokoh Intelektual Pegunungan bintang ini mengatakan  adik-adik pengurus Ipmpetang tolong menjadikan organisasi ini sebagai organisasi mahasiswa dan pelajar Pegunungan Bintang yang selalu siap berada di garda terdepan sebagai generasi penerus tanah aplim apom, bukan sarana persiapan menuju ranah politik. Menjadi pembina IMPETANG adalah para senior yang betul mengedepankan visi dan misi organisasi itu sendiri. Tolong kepada adik-adik pengurus dan pembina untuk refleksi perkembangan IMPETANG sejak didirikan hingga mau habis tahun ini, karena beberapa tahun terakhir ini sungguh memprihatinkan. Semoga tahun 2014 IMPETANG dapat hadir sebagai organisasi yang betul-betul hadir sebagai organisasi mahasiswa dan Pelajar tanah Aplim Apom.
Perkembangan organisasi mahasiswa kedaerahan, terutama organisasi mahasiswa Pegunungan Bintang, baik itu IMPETANG maupun KOMAPO tidak terlepas dari dukungan masyarakat, pemerintah daerah, agama serta dewan adat kabupaten Pegunungan Bintang, sehingga kedua organisasi ini berkembang dengan baik.
Menyadari bahwa kedua organisasi ini merupakan ladang untuk memprosuksi calon pemimimpin masa depan, wadah dimana menyiapkan kader-kader pemimpin masa depan Pegunungan Bintang dan bangsa Papua maka semua pihak terlibat secara langsung maupun tidak secara langsung memberikan kontribusi yang amat berarti bagi dan untuk menyiapkan kader. Demi mengisi peluang peluang masa depan nantinya.
Seiring dengan perkembangan dinamika politik di kabupaten Pegunungan Bintang, para politikus dan pejabat daerah yang terlibat secara langsung dalam permainan politik, maka hal tersebut bisa berdampak pada keutuhan nama organisasi dan mahasiswa yang dilibatkan. Dampak yang bisa terjadi seperti yang dirasakan mahasiswa saat ini. Kemudian, bias saja terjadi seperti yang disampaikan oleh bapak Pieter.
Maka penulis ingin mengulas tentang kemandirian sebagai kekuatan mahasiswa demi perbaikan- perbaikan di tingkat organisasi maupun luar organisasi (memberikan kontribusi yang amat penting bagi kemandirian organisasi). Saya tidak bermaksud mendiskreditkan pola-pola atau cara permainan mahasiswa dan maupun keterlibatan organisasi dalam memainkan kepentingan politikus sehingga berdampak besar dalam citra organisasi. Melainkan membuka wacana untuk membangun budaya organisasi yang sebenarnya.
Berjalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan tuntutan zaman globalisasi saat ini, setiap manusia, masyarakat, komunitas tertentu tentu dituntut untuk dilindungi dan dapat diberdayakan untuk kemudian menjadi pelaku dalam dunia saat ini. Setiap orang mampu menguasasi pengetahuan sesuai dengan bidangnya sehingga dalam kehidupan dimana kita berada mampu untuk mengeksekusinya. Selain itu, untuk mendukung kemampuan yang dimilki, tentu memiliki pula sofskil atau pengembangan diri. Pengembangan diri tentu kita terlibat langsung dalam sebuah wadah organisasi . Untuk mewujudnyatakan bakat dan minatnya maka melibatkan diri (berkecimpung) di dunia organisasi.
Sejalan dengan kebutuhan akan organisasi di tingkat mahasiswa, masyarakat, pemerintah dan maupun golongan lain amat sangat dibutuhkan, maka perluh untuk membentuk sebuah wadah dimana disitu menjadi sarana bertemunya orang-orang yang mempunyai komitmen bersama dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebelum mengetahui bagimana kemandirian organisasi dibangun, tentu kita mengetahui apa itu organisasi. Membahas menyangkut apa itu organisasi, maka tidaklah lasim bagi kita. Karena tidak terlepas dari kebutuhan manusia. Orang yang berkecimpung di dunia organisasi tentu mengenal apa itu organisasi. Untuk mengenal lebih jauh tentang apa organisasi, beikut ini beberapa pandangan ahli tentang apa itu organisasi.
Organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organizare, kmudian (inggris) organize yang berarti membentuk suatu kebulatan dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lainnya. Pengertian organisasi menurut dimok (1996:26) organisasi adalah perpaduan secara sistematika dari bagian-bagian yang saling bergantung atau berkaitan untuk membentuk satu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kemudian menurut J.William Schulze,organisasi adalah suatu penggabungan dari orang orang,benda benda,alat alat perlengkapan,ruang lingkup kerja dan segala hal yang berhubungan dengannya,yang disatukan dalam sebuah hubungan yang teratur dan sangat efektif untuk mencapai segala tujuan yang diinginkan. Selain itu, menurut Sir Stoner Organisasi adalah sebuah pola yang menghubungkan orang orang di bawah arahan pimpinan (manager) untuk mencapai atau mengejar tujuan bersama. Sedangkan Stephen P.Robbins mengemukakan bahwa Organisasi ialah kesatuan aspek sosial yang terkordinasi secara sadar, dengan satu batasan yang cukup relatif dan bisa diidentifikasi, yang bekerja secara relatif dan terus menerus untuk mencapai tujuan kelompok atau tujuan bersama.
Dari beberapa pandangan yang dikemukakan oleh para ahli di atas memiliki kemiripan karena organisasi itu indentik dengan ada orang, ada wadah, ada proses, dan ada tujuan bersama. Jadi menurut penulis organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang-orang secarasadar, memiliki kesadaran yang tinggi untuk berkumpul bersama, membuat komitmen dan berposes,untuk mencapai tujuan bersama.
Kemandirian Organsasi
Kemandirian organisasi menurut Masrun (1986:8), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Oleh karena demikian, orang orang yang terlibat dalam oragnisasi baik secara langsung dan maupun tidak secara langsung memeilki kesadaran yang tinggi, bebas dari tendensi-tendesi orang lain, untuk selanjutnya melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan sesama.
Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius,2002:145).
Kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya (Hasan Basri,2000:53). Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar berhasil sesuai keinginan dirinya maka diperlukan adanya kemandirian yang kuat.
Selain itu, menurut Brawer dalam Chabib Toha (1993:121), kemandirian adalah suatu perasaan otonomi, sehingga pengertian perilaku mandiri adalah suatu kepercayaan diri sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dan dorongan dari dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh oleh orang lain.
Kemudian menurut Kartini Kartono (1985:21), kemandirian seseorang terlihat pada waktu orang tersebut menghadapi masalah. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dari orang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri.
Bagaimana dengan kemandirian komapo? Komapo sebagai sebuah organisai mahasiswa tentu mempunyai visi dan misi serta kelengkapan organisasi menjadi payung hukum dalam melaksanakn pelaksanaan - pelaksanaan organisasi. Sebelum kita melihat lebih jauh, apa itu komapo dan latar belakang berdirnya organisasi.
Seperti dikutip sejarah Bedirinya Organisasi (Gerald Bidana: 2004) bahwa melihat berbagai persoalan yang terjadi dari tahun ke tahun dalam diri manusia Aplim Apom selama hidupnya, terutama pertumbuhan dan perkembangan pembangunan fisik dan nonfisik (SDM) yang selalu dikatakan oleh orang yang taraf berpikirnya cukup maju. Manusia Papua Aplim Apom tidak mengalami perubahan yang nampak dan keadaannya tetap begitu –begitu saja. Akhirnya kami sebagai mahasiswa Pegunungan Bintang yang sedang belajar bersama orang lain mempunyai keprihatinan bagi manusia dan alam Pegunungan Bintang. Kami mau dan berani mengangkat kembali realitas hidup itu melalui kumpulan sebuah gagasan dan akhirnya dibentuk sebuah Komunitas yang ingin menampung dan mengembangkan gagasan manusia mahasiswa Aplim Apom di Yogyakarta Indonesia.
KOMAPO dibentuk atas dasar keprihatinan mahasiswa Aplim Apom Papua di Yogyakarta mengenai realitas hidup manusia dan perkembangan pembangunan fisik dan non fisik di daerah Pegunungan Bintang. Kami menganggap hal ini sangat penting dalam pengkajian dan pengembangan potensi mahasiswa Pegunungan Bintang melalui komunitas ini untuk melihat kelebihan dan kekurangan kami masing – masing menuju pencapai tujuan.
Kami melihat bahwa sejumlah manusia yang ada di Pegunungan Bintang mempunyai kekhasan budaya yang berbeda antara satu suku dengan suku yang lain walaupun pada hakekatnya satu, yaitu berasal dari Aplim Apom. Ada beberapa suku yang hidupnya di pesisir sungai dan pantai sedangkan suku – suku lainnya berada di daerah pegunungan. Dengan demikian kami mampu dan mau mempertanggungjawabkan atas apa pun yang dialami manusia dan akan terjadi dalam menjalankan kepengurusan komunitas ini kedepannya. Untuk itu, KOMAPO berani mengadakan komunikasi bersama orang lain dengan mengangkat sejumlah hal yang ada, melihat pengalaman lalu berpijak masa sekarang dan berorientasi ke masa depan daerah Pegunungan Bintang khususnya dan Papua Umumnya.
Terbentuknya komunitas ini karena adanya keprihatinan dan dorongan para kader bangsa Pegunungan Bintang yang ada di Yogyakarta (Spey Yan Charolus Bidana ST. M.Si, Melianus Alwolka SE, Bibunbun Benny Yawalka SP), para pengurus adat Aplim Apom dan dengan melihat realitas hidup manusia Papua dan mahasiswa Papua se Indonesia. Untuk mengatasi berbagai hal yang telah berlalu itu, melalui wadah ini mau mengangkat kembali nilai budaya dan adat yang seharusnya diterapkan untuk dipelajari dan dimiliki oleh manusia Aplim Apom.
Dengan demikian pengaruh kegiatan mahasiswa terus merajai dimanapun manusia muda Pegunungan Bintang berada, supaya sungguh – sungguh menyadari akan apa yang seharusnya disiapkan untuk masa mendatang dan mengerti akan makna manusia baru sejak dini. Dari masa ke masa, perkembangan pendidikan guna memanusiakan manusia Aplim Apom sangatlah kurang, karena kurangnya perhatian pemerintah daerah dan mungkin karena kabupaten Jayawijaya memiliki wilayah yang sangat luas membuat tidak bisa bergerak sampai ke daerah – daerah terpencil.
Kini manusia Aplim Apom menyadari bahwa pendidikan merupakan tolok ukur keberhasilan segala lini kehidupan berbagai negara di dunia dan “itulah yang kami mau”. Untuk itu KOMAPO mau berusaha  di bidang pengkajian dan pengembangan secara intern dan ekstern dengan berfokus pada “pendidikan humaniora” dari tingkat mahasiswa dan realisasinya pada masyarakat adat dan generasi berikutnya.
Kenyataan kongkrit yang dihadapi oleh manusia Pegunungan Bintang sampai saat ini, dalam rangka memperkenalkan manusia Aplim Apom dalam dunia pendidikan yang nantinya menjadi manusia berkualitas yang dapat memanusikan manusia secara berkesinambungan adalah Swasta Katolik dan Protestan. Dimana misi utamanya adalah mengabarkan injil ke seluruh pelosok Pegunungan Bintang dan hasilnya tepat.
Keberhasilan beberapa intelek Pegunungan Bintang dan juga begitu banyak jumlah mahasiswa yang menyebar ke seluruh Indonesia karena adanya sekolah swasta dan bukan keprihatinan pemerintah dengan mengadakan sekolah negeri. Untuk itu, melalui komunitas ini akan terus berjuang memberikan gambaran pemikiran kepada generasi Aplim Apom untuk melihat dan merubah keadaan yang tidak menentu hingga akhir – akhir ini melalui jalan yang dirintis oleh para misionaris itu. Dengan maksud, pada masa mendatang dapat menghasilkan manusia yang sungguh – sungguh mempunyai hati untuk membangun dan mempertahankan keadaan kepolosan manusia dan alam yang melimpah dengan kekayaannya itu.
Melihat visi dan misi organisasi Komapo, maka pada tahun 2020 Komapo harus mandiri. Untuk mencapai kemandirian Komapo di tahun tersebut, maka dilakukan upaya kongkrit oleh anggota Komapo dalam mendukung pengembangan organisasi yang menuju pada kemandirian organisasi. Misalnya anggota Komapo melakukan usaha-usaha tertentu seperti pengembangan Majalah Komaponews, Membuka usaha rental (Tahun 2009), sumbangan wajib anggota Komapo dan bentuk usaha lainnya.
Menarik sekali ketika melihat tulisannya Piteng Uropdana pada media organisasi (www. komapo.org) dengan berjudul “kerinduan Natal KOMAPO. Disana Ia menjelaskan bahwa betapa hebatnya pemerintah kita (Melalui lembaga kerja sama) memberikan bantuan berupa dana untuk kemudian Komapo menyelenggarakan Natal bersama. Pemerintah membantu Komapo dari tahun 2006 sampai tahun 2012. Selama enam tahun pemerintah daerah menyumbangkan untuk menyukseskan keiatan Natal bersama tersebut. Hal tersebut kita patut bersyukur, karena betapa hebatnya karya kasih Tuhan melalui tangan-tangan perantaranya.
Namun ditahun 2013 ini memang sebuah ujian yang patut kita bersukur pula. Disaat harapan anggota komapo ingin natal bersama, pemerintah daerah tidak merespon permohonan bantuan. Hal ini merupakan suatu hal yang patut direfleksikan karena selama enam tahun pemerintah selalu membantu kepanitiaan demi sukseskan sebuah kegiatan. Jika kemudian pengurus organisasi dan panitia penyelenggara duduk bersama memikirkan visi Komapo ditahun 2020, maka saya rasa sisa dana kegiatan bisa menginvestasikan dalam berbagai bentuk usaha-usaha kecil yang kemudian menghasilkan dana.
Komapo ingin mandiri maka oraganisasi setidaknya harus berpirinsip dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Pandangan ini kemudian dilaksaakan oleh anggota Organisasi Komapo, saya tidak menyangka bahwa dalam satu tahun sudah menghasilkan dana atau sejenis asset organisasi yang lainnya.
Anggota Komapo harus bangkit dan membuka diri bahwa memang bekerja sesuatu sangatlah sulit. Tidak seperti apa yang kita pikirkan dibenak kita. Apa yang kita pikirkan kemudian diwujudnyatakan maka harus membangun mental kerja, membangun mental berwirausaha, mengurangi konsumsi kelebihan, menghemat dana dan berbagai hal lainnya yang tentu membantu pola piker, mengurangi kebiasaan kebiasaan buruk yang selama ini kita bangun.
Melihat kembali awal tulisan ini terkait kemandirian organisasi bahwa memang diharapkan agar organisasi, sesorang, sekelompok untuk hidup mandiri: seperti kerja cari dana sendiri, memikirkan dan melaksanakan sendiri, tidak mengikuti perintah orang lain dan lainnya. Oleh karena demikian saat-saat ini anggota Komapo harus bangkit dan membangun peradaban organisasi sebagai basis belajar, menuju komunitas yang berdaya saing, sinergis, integrasi bersama korwil-korwil demi cita-cita anggota Komapo yaitu komunitas riset ditahun 2020.

Penulis adalah Komisisoner Pengurus Pusat, Sekjend Komunitas Mahasiswa Aplim Apom se-Jawa Bali dan Sulawesi Kabupaten Pegunungan Bintang






                                    DI POSTKAN OLEH AGUSTINUS UROPKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!