ANALISIS KORELASI ANTARA IMPLEMENTASI KERJASAMA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTANG
DENGAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA
DAN MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA
PROPOSAL SKRIPSI
Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Ujian Akhir
Semester
Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Dosen
Pengampu: Y.M.V.Mundayen,S.Pd.,M.Sc.
Disusun Oleh:
Agustinus Uropka
NIM: 091324002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN
ILMU PENGETAUHAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA
DHARMA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan
Latar Belakang Masalah
Kerjasama antara
lembaga pendidikan dan Pemerintah Daerah tertentu adalah merupakan langkah awal
dimana saling mendukung dalam membangun sumber daya manusia suatu daerah atau
membangun masyarakat. Untuk membangun dan menjawab tantangan suatu daerah adalah
melalui suatu kerjasama yang dilandasi dengan suatu kesepakatan bersama dimana
tidak keluar dari tujuan kedua pihak, baik secara individu maupun kelompok.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan
setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala
aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah,
manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun
dengan makhluk hidup lainnya.
Begitupun kita,
dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran
orang lain. Tidak seorang pun yang sukses karena hasil kerja atau usahanya
sendiri. Kerjasama juga merupakan sebuah kemitraan antara pemerintah dan swasta
yang mana mereka melibatkan kerjasama yang bersifat kolaboratif. (Menurut
Bovaird dalam Agus Dwiyanto, 2004: 252) mendefinisikan kemitraan antara
pemerintah dan swasta secara sederhana sebagai “pengaturan pekerjaan
berdasarkan komitmen timbal balik, melebihi dan di atas yang diatur dalam
setiap kontrak antara satu organisasi di sektor publik dengan organisasi di
luar sector publik. Dari definisi tersebut, Bovaird mendefinisikan bahwa
kemitraan melibatkan bentuk kerjasama yang lebih dari sekedar kontrak kerjasama
yang mana keduanya memiliki komitmen untuk mewujudkan tujuan bersama. Salah
satu contoh bentuk kerjasama atau kemitraan adalah antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang
dan Universitas Sanata Dharma yang mana kedua pihak menyepakati dan
menandatangani bersama. Kerjasama ini
dilakukan dengan kesepakatan bersama atau (MOU). Setiap tahun pemerintah daerah
mengirim 25 orang untuk mengikuti program matrikulasi atau program pengulangan
materi-materi pelajaran SMA dan tahap penyesuaian selama satu tahun. Program ini
tentu langkah awal yang dilakukan oleh kedua instansi tersebut untuk
menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di masa mendatang. Kerjasama ini sudah berjalan selama 4 tahun
sejak tahun 2007 sampai sekarang. Namun,
dalam implementasi pelaksanaannya terjadi banyak permasalahan antara Pemerintah
Daerah, Universitas Sanata Dharma, dan mahasiswa Pegunungan Bintang. Kerjasama ini didasarkan pada pertimbangan
keuntungan dari kedua belah pihak dan dipahami sebagai suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok di antara manusia untuk tujuan bersama
dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Pemerintah Kabupaten
Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma menyadari bahwa dalam
membangun dan meningkatkan sumber daya manusia suatu daerah adalah melalui
sebuah kerjasama di bidang pendidikan yang di dalamnya tercantum Nota
Kesepahamaan bersama.
Nota kesepahaman
antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Universitas Sanata
Dharma mengenai kerjasama di bidang
pendidikan adalah sebagai berikut:
NOMOR: 420/154/BUP-PB
NOMOR: 008/MOU-USD/IV/2007
Pemerintah
Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma
selanjutnya disebut “Para Pihak’
Mempertimbangkan kepentingan bersama untuk meningkatkan kerjasama di bidang
pendidikan. Berkeinginan untuk mengembangkan dan meningkatkan kerjasama yang
saling menguntungkan di bidang pendidikan; dan Sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku; Telah mencapai saling pengertian sebagai
berikut:
Pasal 1
Tujuan
Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah untuk
meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan guna mewujudkan rencana Pemerintah
Kabupaten Pegunungan Bintang dalam rangka peningkatan dan pengembangan sumber
daya manusia.
Pasal 2
Ruang Lingkup Kerjasama
Para pihak akan mewujudkan kerjasama di
bidang-bidang berikut:
1) Pendidikan mahasiswa dan calon mahasiswa
2) Pengembangan kurikulum sekolah
3) Pelatihan guru
Pasal 3
Pelaksanaan dan Pendanaan Kerjasama
Pelaksanaan dan pendanaan kerjasama ini akan
diatur dalam perjanjian kerjasama tersendiri yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.
Pasal 4
Penyelesaian Sengketa
Segala sengketa yang ditimbulkan karena
penafsiran dan/atau pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan dilakukan dengan
musyawara.
Pasal 5
Jangka Waktu
Nota Kesepahaman
ini berlaku sejak ditandatangani sampai masa 6 (enam) tahun dan diperpanjang
secara otomatis pada setiap akhir periode kecuali para pihak memutuskan lain. Perjanjian
kerjasama ini ditandatangani di Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 2007 dalam dua
naskah asli, masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama. Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh masing- masing
perwakilan yakni Rektor Universitas Sanata Dharma Dr.Ir. P. Wiryono Priyotamtama,
S.J.,M.Sc., Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang Drs. Wellington L. Wenda,
M.Si dan diketahui oleh ketua DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang Drs. Theo B.
Opky.
Di dalam kerjasama
ini kedua pihak memerlukan komunikasi. Komunikasi sangat berperan dalam sebuah
kemitraan karena dengan adanya komunikasi akan memperlancar kerjasama tersebut.
Berdasarkan isi nota kesepahaman pada pasal 4 tentang Penyelesaian sengketa
yang berbunyi “Segala sengketa yang ditimbulkan karena penafsiran dan/atau
pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan dilakukan dengan musyawara. Dari isi
pasal tersebut akan terlaksana dengan baik apabila komunikasi berperan di dalam
musyawara yang dimaksud pada pasal 4. Komunikasi Menurut (Forsdale 1981)
seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi menerangkan dalam sebuah
kalimat bahwa “communication is the process by which a system is
established, maintained and altered by means of shared signals that
operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu
sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang
dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan. Komunikasi dirumuskan
sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang.
Karenanya
komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima
pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan
bahwa pesan telah diterima. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak
dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerjasama dengan orang lain.
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas
Sanata Dharma membutuhkan komunikasi guna mencapai tujuan dan maksud yang tertera di dalam Nota Kesepahaman. Komunikasi
ini diperuntukkan bagi kedua pihak agar dapat mengkomunikasikan segala macam
persoalan yang terjadi dalam kerja sama tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ini
berjudul. ” Analisis Korelasi Antara
Implementasi Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan
Bintang Dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
Motivasi Belajar Mahasiswa”.
B.
Rumusan Masalah
1. Sejauh
mana Implementasi Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan
Bintang dan Universitas Sanata Dharma dapat dilaksanakan?
2. Sejauh mana Motivasi Belajar Mahasiswa selama
masih mengikuti program kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan
Bintang dan Universitas Sanata Dharma?
3. Apakah ada korelasi antara Implementasi
Program Kerjasama dan Motivasi Belajar Mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang?
4. Perbaikan apakah yang dapat disarankan dalam
Implementasi Program Kerjasama Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang dan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
C.
Pembatasan Masalah
Untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi kedua pihak, maka
dalam hal ini penulis membatasi penyajian masalah yang akan dibahas. Adapun
permasalahan itu, hanya dikhususkan pada implementasi program kerjasama dan
motivasi belajar mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang.
D. Tujuan
Penelitian
1.
Untuk mengetahui sejauh mana
implementasi pelaksanaan kerjasama antara pemerintah Daerah Kabupaten
Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
2.
Untuk mengetahui sejauh mana motivasi
belajar mahasiswa yang dimiliki melalui implementasi program kerjasama
tersebut.
3.
Untuk mengetahui apakah implementasi Program
Kerjasama berkorelasi dengan motivasi belajar mahasiswa.
4.
Untuk mengetahui perbaikan mendasar yang
dapat disarankan dalam implementasi kerjasam tersebut.
E. Manfaat
Penelitian
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan kepada kedua pihak dalam melakukan implementasi kerjasama dalam
rangka meningkatkan kerjasama dan menciptakan komitmen kedua pihak dengan baik.
2.
Hasil penelitian ini juga diharapkan
menjadi bahan evaluasi pelaksanaan implementasi kerjasama antara kedua
instansi.
F. Sistematika
Penulisan
Pada penulisan
penelitian ini, sistematika penulisannya akan terdiri dari bab dengan urutan
sebagai berikut:
BAB I.
Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan megenai apa yang menjadi latar belakang
penulisan ini, pokok masalah yang akan dihadapi, batasan masalah yang akan
diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. Kajian Pustaka
Pada bab ini uraian bersifat teoritis yaitu mengenai kerjasama,
kebijakan, implementasi kebijakan, implementasi, motivasi dan hal-hal lain
mengenai apa yang diteliti oleh penulis. Dimana teori-teori tersebut akan
digunakan sebagai dasar dalam pembahasan.
BAB III. Metode Penelitian Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis,
lokasi, subyek, obyek penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data,
metode pengumpulan data, dan analisis yang digunakan.
BAB IV. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Pada bab ini kesimpulan akan diperoleh dari
hasil perhitungan, saransaran yang diberikan pada subjek penelitian dilakukan
pada penelitian, dan keterbatasan dari penelitian itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka ini berisi sumber-sumber yang berupa
buku-buku, skripsi, dan sumber lainnya yang dipakai penulis dalam penyusunan
skripsi ini
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Masalah
1.
Kerjasama
a) Pengertian Kerjasama
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu
usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja
untuk mencapai suatu hasil. Kerjasama (cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi di antara kedua
pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal
(Sunarto, 2000 dalam Bunga Fajar Sari). Moh.
Jafar Hafsah (dalam skripsi Bunga Fajar Sari, 2008) menyebut kerjasama
ini dengan istilah “kemitraan”, yang artinya adalah “suatu strategi bisnis atau
pun organisasi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk
meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling menguntungkan anatar kedua
pihak.” (H. Kusnadi Hafsah dalam skripsi Bunga Fajar Sari 2008) mengartikan
kerjasama sebagai “dua orang atau lebih
untuk melakukan aktivitas bersama
yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan
tertentu. Dari pengertian kerjasama di atas ada beberapa aspek yang terkandung
dalam kerjasama, yaitu dua orang atau lebih, artinya kerjasama akan ada kalau
minimal ada dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses
tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua pihak yang
bekerjasama. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama (cooperation)
adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok di antara
kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih
baik.
b)
Bentuk-bentuk Kerjasama
Dalam teori sosiologi akan dijumpai
beberapa bentuk kerjasama (cooperation). Lebih lanjutnya kerjasama dapat
dibedakan dalam kerjasama spontan (spontaneous cooperation), kerjasama
langsung (directed cooperation), kerjasama kontrak (contractual
cooperation), serta kerjasama tradisional (traditional cooperation),
Soekanto,1990.
c) Dasar Kerjasama
Pada
das arnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalani
kehidupannya manusia akan dihadapkan pada suatu dilema sosial. Oleh karenanya
dibutuhkan kerjasama dalam menjalani
kehidupannya. Salah satu bentuk kerjasama adalah antara Pemerintah
Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma adalah dengan
tujuan membangun dan meningkatkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan
membangun daerah. Dengan adanya kebutuhan akan sumber daya manusia di Kabupaten
Pegunungan Bintang sehingga pemerintah daerah melakukan suatu terobosan di
bidang pendidikan, baik di tingkat SMP, SMA, dan PT (Perguruan Tinggi).
Kerjasama ini tidak hanya dilakukan antara pemerintah daerah dan Universitas
Sanata Dharma tetapi dengan lembaga
pendidikan lainnya dan berbagai yayasan di seluruh Indonesia.
2.
Kebijakan
a.
Pengertian
Kebijakan
Kebijakan sebagai suatu program
pencapain tujuan, nilai-nilai dan tindakan-tindakan yang terarah dan kebijakan
juga merupakan serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukan kesulitan-kesulitan
dan kemungkinan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Secara umum kebijakan dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1. Proses
pembuatan kebijakan merupakan kegiatan perumusan hingga dibuatnya suatu
kebijakan.
2. Proses implementasi merupakan pelaksanaan
kebijakan yang sudah dirumuskan.
3. Proses evaluasi kebijakan merupakan proses
mengkaji kembali implementasi yang sudah dilaksanakan atau dengan kata lain
mencari jawaban apa yang terjadi akibat implementasi kebijakan tertentu dan membahas
antara cara yang digunakan dengan hasil yang dicapai.
b)
Implementasi
Implementasi
adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan. Impelementasi juga
dimaksudkan menyediakan sarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil
yang bersifat praktis terhadap
sesama. Menururt Van Meter dan Horn (dalam
Winarmo 2012:149) menyatakan bahwa
implementasi kebijakan merupakan
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pengertian implementasi yang
dikemukakan di atas, dapat dikatakan
bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan baik
pemerintah maupun swasta yang
bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau
merealisasikan program yang telah disusun
demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan karena pada dasarnya setiap rencana
yang ditetapkan memiliki tujuan atau target
yang hendak dicapai.
Berdasarkan pengertian
implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi
adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau
kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan
cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan berbagai
tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program yang
telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan
karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target
yang hendak dicapai.
c)
Implementasi Kebijakan
Implementasi
adalah hasil perubahan yang terjadi dan perubahan bisa dimunculkan, juga
merupakan studi kehidupan politik yaitu organisasi di luar dan di dalam sistem
politik menjalankan urusan mereka dan berinteraksi satu sama lain dan motivasi
yang membuat bertindak secara berbeda (Parsons, 2005:463). Sedangkan menurut
(Goerge C Edwards 2003:1) “Implementasi Kebijakan adalah suatu tahapan
kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensikonsekuensi
kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya’. Jika suatu kebijakan tidak
tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari
kebijakan, maka kebijakan itu dapat mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu
diimplementasikan dengan sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang telah
direncanakan dengan sangat baik dapat mengalami kegagalan jika kebijakan
tersebut kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan. Sedangkan (Wibawa dalam Tangkilisan, 2003:20)
berpendapat “Impelementasi Kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai
hasil dari kegiatan pemerintah.
d)
Model Implementasi Kebijakan
Menurut
(Sabatier 1986: 21-48 dalam skripsi Dr. Haedar Akib, M.Si. & Dr. Antonius Tarigan 2009), terdapat dua model yang
berpacu dalam tahap implementasi
kebijakan, yakni model top down dan model bottom up. Kedua model ini terdapat pada setiap proses
pembuatan kebijakan. Model elit,
model proses dan model inkremental dianggap
sebagai gambaran pembuatan kebijakan berdasarkan model top down. Sedangkan gambaran model bottom up dapat
dilihat pada model kelompok dan model kelembagaan. (Grindle 1980: 6-10 dalam
skripsi (Dr. Haedar Akib, M.Si. & Dr. Antonius Tarigan 2009) memperkenalkan
model implementasi sebagai proses politik dan administrasi. Model tersebut
menggambarkan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh beragam aktor,
di mana keluaran akhirnya ditentukan oleh materi program yang telah dicapai
maupun melalui interaksi para pembuat keputusan dalam konteks politik
administrative. Proses politik dapat terlihat melalui proses pengambilan
keputusan yang melibatkan berbagai aktor kebijakan, sedangkan proses
administrasi terlihat melalui proses umum
mengenai aksi administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.
Model Implementasi Kebijakan adalah:
1. Kebijakan
yang diinginkan (idealized policy); pola interaksi yang dikehendaki dan
apa yang hendak diubah oleh suatu kebijakan.
2. Kelompok sasaran (target group);
sekelompok masyarakat yg hendak dipengaruhi dan diubah.
3. Organisasi
pelaksana (implementing organisation); sebuah satuan birokrasi
pemerintah yang bertanggung jawab atas kebijakan tertentu.
4. Faktor
lingkungan (environmental factors); unsur-unsur lingkungan kebijakan
yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan.
e) Perspektif Implementasi
Kebijakan
Implementasi
kebijakan publik dapat dilihat dari beberapa perspektif atau pendekatan. Salah
satunya ialah implementation problems approach yang diperkenalkan
oleh Edwards III (1984: 9-10). Edwards III mengajukan pendekatan masalah
implementasi dengan terlebih dahulu mengemukakan dua pertanyaan pokok, yakni:
(i) faktor apa yang mendukung keberhasilan implementasi kebijakan? dan (ii)
faktor apa yang menghambat keberhasilan implementasi kebijakan. Berdasarkan
kedua pertanyaan tersebut dirumuskan empat factor yang merupakan syarat utama
keberhasilan proses implementasi, yakni komunikasi, sumber daya, sikap
birokrasi atau pelaksana dan struktur organisasi, termasuk tata aliran kerja
birokrasi. Empat faktor tersebut menjadi kriteria penting dalam implementasi
suatu kebijakan. Untuk memperlancar implementasi kebijakan, perlu dilakukan
diseminasi dengan baik. Syarat pengelolaan diseminasi kebijakan ada empat,
yakni:
1. Adanya
respek anggota masyarakat terhadap otoritas pemerintah untuk menjelaskan
perlunya secara moral mematuhi undang-undang yang dibuat oleh pihak berwenang;
2. Adanya kesadaran untuk menerima kebijakan.
Kesadaran dan kemauan menerima dan melaksanakan kebijakan terwujud manakala
kebijakan dianggap logis.
3. keyakinan
bahwa kebijakan dibuat secara sah;
4. Awalnya
suatu kebijakan dianggap kontroversial, namun dengan berjalannya waktu maka
kebijakan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang wajar.
f)
Proses Implementasi
Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan tersebut
berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola
operasional serta berusaha mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil
sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya. Implementasi pada hakekatnya juga
upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah sebuah program
dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan dan pengertian implementasi maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa awalnya program merupakan sesuatu yang harus ada demi
tercapainya kegiatan implementasi. Selanjutnya adanya kelompok yang menjadi
sasaran program sehingga kelompok menjadi ikut dilibatkan dan membawa hasil
dari program yang dijalankan dan adanya program dan peningkatan dalam
kehidupannya. Program akan menunjang implementasi, karena dalam program tersebut
telah dimuat berbagai aspek yaitu:
1. Adanya
tujuan yang ingin dicapai.
2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
diambil dalam mencapai tujuan.
3. Adanya
aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dinilai.
4. Adanya
strategi dalam pelaksanaan.
3. Motivasi Belajar
a).
Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan
minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab
terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan Waridin, 2004
Dalam Skripsi Regina Aditya Reza, Universitas Diponegoro Semarang, 2010).
Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat bahwa motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja
giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi merupakan faktor yang
mempengaruhi semangat dan kegairahan seseorang untuk berperan serta secara
aktif dalam belajar. Teori motivasi yang paling terkenal adalah hirarki
kebutuhan yang diungkapan Abraham Maslow. Hipotesisnya mengatakan bahwa di
dalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan (Maslow, dalam
Suwatno dan Donni 2011), yang menjadi indikator yaitu:
1.
Fisiologis: antara lain rasa lapar,
haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.
2.
Keamanan: antara lain keselamatan dan
perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
3.
Sosial: mencakup kasih sayang, rasa
memiliki, diterima baik, dan persahabatan.
4.
Penghargaan: mencakup faktor
penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor
penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
5.
Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi
seseorang/sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian
potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
Dari beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat
pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat juga
disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan,
maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu:
1. Bahwa
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam
system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling",
afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi
akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
b) Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting
karena hal tersebut merupakan
keadaan yang mendorong keadaan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar
adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Menurut
McClelland dan Atkinson dalam Psikologi Pendidikan (2006: 354) bahwa motivasi paling penting
untuk psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang
cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang
berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal. Dalam perkembangannya motivasi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b)
motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk
melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan
dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang yang menyebabkan
seseorang tersebut melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian yang dimaksud
dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi juga merupakan
kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku
manusia untuk dapat melakukan kegiatan dalam menjalani kehidupan seseorang.
B.
Penelitian Sebelumnya
Dalam
penelitian ini tidak menggunakan penelitian sebelumnya karena belum ada yang
melakukan penelitian tentang masalah tersebut.
C.
Desain Penelitian
Berdasarkan dari uraian latar belakang, tinjauan
pustaka dengan teoriteori yang telah dijelaskan pada bab terdahulu terhadap
penelitian ini, terhadap gambar kerangka pikir penelitian di atas, maka alur
penelitian yang akan dilakukan untuk menganalisis korelasi antara implementasi
program kerjasama dan motivasi belajar mahasiswa yaitu dengan langkah terlebih
dahulu yang dianalisis dan diteliti adalah variabel implementasi program
kerjasama (X) tersebut di atas dengan maksud untuk memperoleh hipotesis
hubungan dengan motivasi belajar mahasiswa (Y).
D.
Rumusan Hipotesis
Hipotesis
adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan dari dua
variabel yang dapat dipergunakan sebagai tuntunan sementara dalam penelitian
untuk menguji kebenarannya. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel yang dapat digunakan untuk menguji
kebenarannya adalah hubungan antara implementasi program kerjasa dan motivasi
belajar mahasiswa. Implementasi pada dasarnya menekankan proses untuk
memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tertentu.
Proses yang dimaksud di atas adalah memantau kegiatan harian dalam pelaksanaan
kebijakan. Tujuan Program Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten
Pegununngan Bintang dan Universitas Sanata Dharma adalah mau menciptakan SDM.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah seluruh mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang mengikuti
program kerjasama antara kedua instansi, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten
Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
2. Objek
Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
korelasi antara implementasi kerjasama dan motivasi belajar mahasiswa Kabupaten
Pegunungan Bintang.
B.
Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian
dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mana tempat atau
populasi berada.
2. Waktu
Penelitian
Penelitian
dilakukan pada bulan April-Mei 2014
C.
Variabel Penelitian
Sugiono (1997) mengatakan bahwa variabel
penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. (Umar,
2004:47) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Motivasi
Belajar Mahasiswa
Variabel
yang pertama dalam penelitian ini adalah Motivasi Belajar Mahasiswa (Y).
2. Implementasi
Kerjasama
Variabel
kedua dalam penelitian ini adalah Implementasi Kerjasama (X).
D. Pengukuran
1. Pengukuran
Implementasi Kerjasama
Pengukuran implementasi
program kerjasama dilakukan berdasarkan persepsi terhadap implementasi atau
pelaksanaan kerjasama antara Pemerintah Daerah dan Universitas Sanata Dharma. Pengukuran
ini dilakukan berdasarkan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden.
Pernyataanpernyataan yang diajukan berdasarkan pelaksanaan implementasi program
kerjasama. Untuk mengukur sejauh mana implementasi kerjasama tersebut dapat
memberikan jawaban skor sesuai dengan skala likert. Jawabanjawaban yang telah
diberi skor dijumlah untuk
memperoleh jumlah tertentu. Pemberian
skor dari setiap alternatif jawaban sesuai dengan jawaban dari
responden. Jumlah pernyataan pada
implementasi kerjasama adalah 15
butir. Karena setiap pernyataan mempunyai lima alternatif jawaban, maka setiap
indikator tersebut mempunyai nilai
minimum 15 (1x15) dan maksimum 75 (5x15). Dari 15 pernyataan tersebut
diajukan untuk dapat memperoleh gambaran
tentang implementasi atau pelaksanaan kerjasama antara kedua instansi tersebut.
2.
Pengukuran
Motivasi Belajar Mahasiswa
Pengukuran motivasi belajar mahasiswa
dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana motivasi belajar yang dimiliki oleh
setiap mahasiswa dalam menjalani
perkuliahan. Untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa, jawaban responden dari masing-masing pernyataan telah diberi skor
sesuai dengan sakla likert dan
dijumlahkan untuk memperoleh jumlah
tertentu. Jumlah pernyataan pada motivasi belajar mahasiswa
adalah 15 butir. Karena di setiap
pernyataan mempunyai lima alternative
jawaban, maka setiap indikator
tersebut mempunyai nilai minimum 15 (1x15) dan maksimum 75 (5x15). Dari 15 pernyataan variabel motivasi belajar mahasiswa dimaksudkan untuk dapat
memperoleh informasi tentang sejauh mana
atau sebesar apa motivasi belajar mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang dengan adanya kerjasama,
terutama motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang atau disebut dengan motivasi ekstrinsik.
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian
ini akan digunakan beberapa definisi operasional variabel. Definisi dari operasional variabel tersebut
adalah:
1. Implementasi adalah
tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu atau pejabat - pejabat
terhadap sesuatu objek/sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan - tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Kebijakan merupakan
serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam
suatu lingkungan tertentu dengan menunjukan kesulitan-kesulitan dan kemungkinan
usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
3. Implementasi
kebijakan adalah aktivitas yang terlihat setelah dikeluarkan pengarahan yang
sah dari suatu kebijakan yang meliputi upaya mengelola input untuk
menghasilkan output atau outcomes bagi masyarakat.
4. Implementasi
kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil
kegiatan pemerintah. Implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan
tujuan kebijakan public direalisasikan melalui aktivitas instansi pemerintah
yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan (policy stakeholders).
5. Kerjasama (cooperation)
adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok di antara kedua belah pihak
manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih
baik.
6. Kerjasama dapat dibedakan dalam kerjasama
spontan (spontaneous cooperation), kerjasama langsung (directed
cooperation), kerjasama kontrak (contractual cooperation), serta
kerjasama tradisional (traditional cooperation).
7. Yang menjadi dasar kerjasama di sini adalah
kebutuhan akan pentingnya sumberdaya manusia di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dengan maksud supaya menciptakan dan menyediakan sumberdaya manusia untuk waktu
yang akan datang.
8. Motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat
pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu.
9. Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku manusia untuk
dapat melakukan kegiatan dalam menjalani kehidupan seseorang,
10. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang
penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan seseorang
untuk melakukan kegiatan belajar secara terus menerus.
F. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi
atau universe adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuansatuan dan
individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto Ps. dan
Subagyo, 2000: 107). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa
asal Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang mengikuti program kerjasama
antara kedua instansi, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan
Universitas Sanata Dharma.
2.
Sampel
Menurut
Djarwanto Ps. dan Subagyo (2000: 108) sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan
populasi (jumlah lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Ukuran sampel
dalam penelitian ini direncanakan sebanyak 40 responden. Sampel tersebut hanya
mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang mengikuti program kerjasama
dan kuliah di berbagai universitas di Yogyakarta.
G.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan data yang digunakan adalah Sampling Kuota (quota
sampling). Teknik pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah (jatah) dengan
pertimbanga peneliti. Selanjutnya jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil
sampel.
H.
Metode Pengumpulan Data
1. Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk
mendapatkan data yang valid dan akurat yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai
bahan untuk pembahasan dan pemecahan masalah. Untuk mendapatkan data-data di
obyek penelitian, peneliti menggunakan teknik kuesioner yaitu dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dan sistematis serta
dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian diajukan kepada responden, dan terakhir
diserahkan kembali kepada peneliti. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian guna memperoleh gambaran yang lebih jelas.
b)
Kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang disampaikan secara tertulis berbentuk pertanyaan
terbuka dan tertutup, juga kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup.
c)Studi Pustaka adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan
sejumlah teori dan informasi yang erat hubungannya dengan materi penelitian.
Hal ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku refrensi, majalah dan
sumber-sumber lainnya.
2.
Jenis Data
a)
Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung terhadap
sasaran. Data ini diperoleh secara langsung dari sumber data yang dikumpulkan
dengan pemberian kuesioner. Data primer meliputi tanggapan responden (Mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang) sehubungan dengan Implementasi Kerjasama yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
Data primer dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan penyebaran Kuesioner (angket).
b)
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang yang
dikumpulkan peneliti yangm didapat dari orang lain atau data yang diperoleh
secara tidak langsung. Misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari
penyelenggara program kerjasama yaitu Universitas Sanata Dharma dan Pemerintah
daerah Kabuapten Pegunungan Bintang.
3. Pengolahan Data
Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-tahap teknik
pengolahan data sebagai berikut:
a) Editing
Editing merupakan
proses pengecekan dan penyesuain yang diperoleh terhadap data penelitian untuk memudahakan
proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik.
b) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada
jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kategori yang
sama. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban.
c) Scoring
Scoring yaitu
mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam
penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima kategori penilaian,
yaitu:
1) Skor
5 diberikan untuk jawaban sangat setuju
2) Skor
4 diberikan untuk jawaban setuju
3) Skor
3 diberikan untukjawaban netral
4) Skor
2 diberikan untuk jawaban tidak setuju
5) Skor
1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju
d) Tabulasi
Tabulating yaitu
menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca
dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulating selesai
dilakukan, kemudian diolah dengan program komputer SPSS 16.
I.
Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian
instrument data penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2005). Untuk menguji validitas ini digunakan korelasi
1.
Product Moment (Priyatno,
2008:54):
Keterangan:
r : Koefisien Korelasi Product Moment antara
implementasi kerjasama dengan motivasi belajar
x : Implementasi Kerjasama
y : Motivasi Belajar Mahasiswa
n : Jumlah sampel dari mahasiswa
b)
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas
merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one
shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach
Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005).
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisi korelasi. Dalam menganalisa data, melalui
beberapa tahap di bawah ini:
a). Analisis Korelasi
Analisis
korelasi digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependen. Analisis korelasi sederhana dengan bentuk
“Korelasi Pearson Product Moment” menggunakan rumus sebagai berikut :
Untuk menentukan besar kecilnya koefisien
korelasi, Sudjana dalam bukunya menetapkan batas-batas koefisien korelasi
sebagai berikut : -1 ≤ r ≤ +1. Tanda (-) atau (+) pada koefisien
korelasi mempunyai arti yang sangat penting. Suatu koefisien yang positif (+)
berarti hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat searah yaitu apabila
terjadi kenaikan atau penurunan variabel x akan diikuti kenaikan atau penurunan
variabel y. Sedangkan apabila koefisien korelasi bertanda negatif (-), maka
hubungan tersebut adalah berlawanan arah yang berarti apabila terjadi kenaikan
variabel x maka akan diikuti penurunan variabel y, demikian pula sebaliknya
apabila terjadi penurunan variabel x akan diikuti oleh kenaikan variabel y.
Tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungan.
Menurut Asep dalam bukunya Statistika
Bisnis (2010:61) interpretasi nilai r adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien
Nilai
r
|
Interpretasi
|
0-0,199
0,200-0,399
0,400-0,599
0,600-0,799
0,800-1,00
|
Korelasi
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat
kuat
|
Sumber: Asep Suryana dalam buku Statistika
Bisnis (2010:61).
b)
Penerimaan dan Penolakan Ho
Apabila t hitung lebih besar dari t
tabel, maka Ho ditolak dengan kata lain H1 diterima dan sebaliknya apabila t
hitung lebih kecil dari t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
c)
Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan metode statistik. Maksud pengujian hipotesis ini adalah
untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima atau
malah sebaliknya ditolak. Langkah–langkah dalam pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut:
1.
Penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif Ha Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis tentang tidak adanya hubungan
dari variabel independen terhadap variabel dependen yang telah ditentukan.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah kebalikan dari hipotesis nol (Ho)
dengan pernyataan bahwa: Ho: Tidak ada
hubungan antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar mahasiswa. Ha:
Ada hubungan antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar mahasiswa.
2.
Menentukan
t hitung dengan menggunakan statistik uji –t dengan rumus
statistik yaitu:
Keterangan:
r = koefisien korelasi antara implementasi
kerjasama dengan motivasi belajar
r2 = nilai koefisien determinasi
t = nilai yang dicari, nilai uji -t
(n-2) = derajat kebebasan
3) Tingkat signifikansi yang digunakan pada
penelitian ini adalah 0,05. Tingkat signifikansi tersebut dipilih karena
merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu
sosial yang juga dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antar varibel yang
diteliti.
4). Kaidah keputusan:
1. Tolak Ho (terima Ha ) jika t hitung > t
tabel
2. Terima Ho jika t hitung ≤ t tabel
BAB IV
KESIMPULAN,
SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t
memperoleh nilai t hitung = 6,886 diterima pada taraf signifikansi 5%
(p<0,05). Artinya implementasi kerjasama berkorelasi signifikan terhadap
motivasi belajar. Semakin baik implementasi kerjasama yang dijalankan, maka
motivasi belajar akan semakin baik pula. Sebaliknya semakin kurang baik
implementasi kerjasama yang dijalankan, maka motivasi belajar mahasiswa juga
akan semakin berkurang. Implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan
pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang
bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan,
implementasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau
merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program
yang telah direncanakan karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan
untuk memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai.
Dengan demikian, kerjasama Pemerintah Daerah
dan Universitas Sanata Dharma dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Maksud dan tujuan tersebut adalah untuk meningkatkan kerjasama
di bidang pendidikan guna mewujudkan rencana Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang
dalam rangka peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia. Dari data primer yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner dapat dilakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui
jawaban responden terhadap pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian
validitas dilakukan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji
validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap
variabel valid dan reliabel. Dalam
analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa dalam model analisi Product
Moment ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dan variable terikat.
Dari pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil
pengujian hipotesis telah membuktikan terdapat hubungan posiftif dan signifikan
implementasi kerjasama dan motivasi belajar mahasiswa. Pengujian membuktikan
bahwa implementasi kerjasama memiliki peran penting dalam memotivasi mahasiswa
dalam proses belajar.
2. .
Dari hasil perhitungan korelasi antara implementasi kerjasama dengan motivasi
belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,648 yang berarti terdapat hubungan
antara implementasi kerjasama dengan motivasi belajar yang mana tingkat
hubungannya berada pada taraf kuat.
3. Dilihat
dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diperoleh nilai koefisien t tabel
2,042 dan nilai t hitung sebesar 6,886 dengan taraf signifikansi hasil sebesar
0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Artinya bahwa ada hubungan antara
variabel implementasi kerjasama dengan motivasi belajar mahasiswa.
4. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi kerjasama mempunyai peran penting dalam memotivasi mahasiswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dilakukan, maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1). Bagi Pemerintah
Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma.
a) Melihat
kenyataan bahwa terdapat hubungan implementasi kerjasama dengan motivasi
belajar mahasiswa yang mana berada pada taraf kuat, maka diharapkan pemerintah
daerah dan Universitas Sanata Dharma untuk tetap mengadakan pendekatan dan
pengawasan seperlunya terhadap mahasiswa agar dapat meningkatkan motivasi
belajar mahasiswa terutama motivasi yang berasal dari ekstrinsik/dari luar diri
seseorang dan dapat mendorong motivasi intrinsik/dari dalam diri seseorang.
b) Diharapkan
kerjasama ini dapat dilanjutkan dan tidak hanya berhentisampai di sini karena
kerjasama ini sangat membantu pemerintah daerah dalam membangun dan menyediakan
sumberdaya manusia Kabupaten Pegunungan Bintang.
c) Perlu
adanya pembentukan tim khusus yang akan menangani masalah pendidikan Kabupaten
Pegunungan Bintang untuk dapat memastikan bahwa kerjasama yang dilakukan dengan
berbagai lembaga pendidikan maupun yayasan di seluruh Indonesia tersebut dapat
berjalan lancar.
d) Melalui
tim ini pula mengontrol pelajar dan mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang di
seluruh Indonesia terutama bagi mereka yang masuk dalam jalur kerjasama maupun
jalur beasiswa dari Kabupaten Pegunungan Bintang. Ini bertujuan agar pemerintah
tidak hanya mengeluarkan biaya pembangunan secara cuma-cuma untuk membiayai mahasiswa
tanpa memperhatikan perkembangan prestasi akademik.
e) Dalam
kerjasama ini Pemerintah Daerah dan Universitas Sanata Dharma diharapkan tidak
hanya menangani masalah keuangan tetapi perlu adanya penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan tertentu agar motivasi belajar mahasiswa secara berlahan
dapat ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan dimaksud adalah seperti pelatihan
kepemimpinan, pelatihan kepribadian mahasiswa, kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan spritualitas dan pembentukan mentalitas mahasiswa dan
kegiatan lainnya supaya kerjasama tersebut bisa dicapai sebagaimana sesuai
kesepakatan bersama.
2). Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Bagi
penelitian mendatang hendaknya menambahkan variabel penelitian sehingga bisa
memberikan masukan kepada pemerintah melalui penelitian-penelitian mengenai
kerjasama itu sendiri.
b. Bagi penelitian mendatang hendaknya instrumen
penelitian lebih diperdalam dan dikembangkan lagi sehingga kemampuan
mengukurnya lebih baik. Karena pada dasarnya masih banyak faktor-faktor lain
yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa.
C.
Keterbatasan
Dalam penelitian ini
masih terdapat beberapa keterbatasan secara khusus diperoleh sebagai berikut
ini:
1. dari
penelitian ini belum sempurna, karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu dan
pengetahuan. Di samping itu penulis belum mempunyai pengalaman dalam menulis
karya ilmiah, maka dalam hal pengkajian teori, pengolahan data, dan menganalisa
data belum sempurna.
2. Dalam
penelitian ini penulis tidak dapat memastikan kebenaran data yang diperoleh
dari responden, karena data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada
responden sehingga responden kemungkinan dalam memberikan jawaban kurang
maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam mengisi kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
J.David Hunger & Thomas l. Wheelen,
2003. Implementasi dan Pengendalian
Strategi dalam Manajemen Strategis.
Budi Winarmo. Kebijakan Publik. Teori,
Proses, dan Studi Kasus. Pringwulung,
Yogyakarta, 2012.
Robert l. Mathis-John H. Jackson, 2006.
Proses pengembangan SDM dalam Human
Resource Management.
Yahya Asnawi, 2010. Jurnal Prestasi
belajar dan Motivasi. Website:www.are efah.tk
e-mail:a_re efah@ yahoo.com
Agus Irianto. Jakarta, 2004. Statistik
Konsep Dasar dan Aplikasinya.
H. Asep Suryana Natawiria dan Diduwan,
Statistika Bisnis. Penerbit Allfabeta,
Bandung, 2010.
Bunga Fajar Sari, Skripsi, Bentuk Kerja
Sama (cooperation) pada interaksi sosial
waria, Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma, 2009
Jhon W. Santrock. Psikologi Pendidikan,
Educational Psychology. Jakarta, 2009.
Bagus Prasojo, Skripsi, Analisis
Implementasi erp (enterprise resources planning)
pada perusahaan tekstil dengan metode business
process re-engineering,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008
Rini Darmastuti. Bahasa Indonesia
Komunikasi. Yogyakarta, 2006.
MY NAME IS SUGA AKPORU