KAPAN MAHASISWA DAN PELAJAR APLIM APOM (KOMAPO) AKAN SADAR
ANGOTA KOMAPO MENDAPATKAN SURAT UNDANGAN RESMI TETAPI TIDAK HADIR DALAM
ACARA LAUNCHING TABLOID KOMAPO ANGGOTA KOMAPO MELAKUKAN
PELUNCURAN LAUNCHING TABLOID KOMAPO DI RUANG II./30 UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENTINGNYA ORGANISASI BAGI MAHASISWA
Organisasi Bagi
Mahasiswa
Menjadi seorang
mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita mau untuk
menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita
sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas
mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan
yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita.
Di kampus, kita
harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu
semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di
kampus. Disana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang
baik di lingkungan kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan
kita yang lain maupun junior yang akan bergabung nantinya.
Organisasi
merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu
di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai
mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah
semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan
organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita
mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak
hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita
juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam
berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya, kita
adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup
ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina
untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk
berbicara secara terbuka di depan orang banyak.
Aspek utama yang
harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah punya
mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk
melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan
pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang
tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai,
berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk
berpendapat.
Betapa pentingnya
organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan
perasaan. Dahulunya kita hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul,
setelah mencoba untuk berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat
dan berbicara dengan tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar
melihat kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan.
Penulis sendiri
dahulunya tidak memiliki skill untuk berbicara sedikitpun. Namun, setelah
merasakan hidup berorganisasi, maka terasa sangat membantu disaat perkuliahan.
Biasanya penulis hanya duduk-duduk dan mengobrol di belakang, namun setelah
berorganisasi penulis lebih tertarik untuk duduk di bagian depan dan bertanya
jawab dengan dosen bersama teman-teman lainnya. Itulah kira-kira gambaran yang
mungkin bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan kita ini memanfaatkan
organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai mahasiswa.
Seorang mahasiswa
akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih mimpinya sebagai seorang
sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya. Begitulah
kira-kira keinginan semua mahasiswa yang berjuang keras melewati perjalanan
panjangnya selama duduk di bangku perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu
tidak boleh disia-siakan, karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang
baik untuk memberi hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika
kita juga mampu memberikan dampak positif bagi orang lain.
Bagi mahasiswa yang
belum menemukan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk
bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Semua itu akan berguna untuk
kelangsungan perkuliahan dan mampu menjalin persahabatan antara sesame
mahasiswa di kampus. Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip
dalam pondasi, yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan
mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan balik dalam
perkuliahan.
Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata. Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus.
Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata. Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus.
MENAKAR PENTINGNYA
ORGANISASI MAHASISWA
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai
tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan
organisasi mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan mahasiswa1. Kemudian
organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal kampus.
Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.
Artinya dengan definisi tersebut kita
memahami betapa besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara
perlahan harus kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang
digariskan para pendahulu republik Indonesia. Menjawab pertanyaan seberapa
penting organisasi mahasiswa terdapat berbagai metode. Dalam kesempatan
ini penulis mencoba menggunakan 3 pisau analisa singkat, yang pertama secara
yuridis, filosofis, dan terakhir sosiologis.
Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan
) organisasi mahasiswa telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya
yaitu PP NO. 60 tahun 1999 tt Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis
dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NOMOR
155 /U/1998. Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik
kedudukun, fungsi, tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang
dapat berasal dari kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan
peraturan Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara konstitusional
organisasi mahasiswa di akui dan memiliki hak-hak serta kewajiban yang melekat
sesuai peraturan tersebut.
Metode kedua yaitu pembedahan secara
filosofis, persoalan fakta sejarah bahwa mahasiswa melalui organisasinya telah
berkontribusi dalam pengawalan proses perubahan bangsa rasanya tak perlu banyak
kita bahas. Penulis justru ingin mengemukakan apa yang dicetuskan oleh Paulo
Freire (1921-1997) salah seorang tokoh pendidikan asal Amerika Latin. Paulo
freire dalam konsepnya berusaha merubah sistem pendidikan gaya Bank yang banyak
diterapkan di banyak negara maju (lebih lanjut silakan cari tt Pailo Freire)
menuju sistem pembelajaran pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana
pengajar lebih tau, pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran
teks book sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini
dikarenakan metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang mekanis dan
memposisikan diri menjadi tenaga kerja siap pakai. Seharusnya sistem pendidikan
yang dibangun juga melibatkan peserta didik sebagai bagian pokok ( subjek
pembelajaran ) yang memiliki peran yang sama dalam ruang pendidikan. Dan hal
yang dibicarakan dalam kelas haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta
didik. Dengan melihat hal tersebut jelaslah ormawa merupakan lingkungan yang
sesuai menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenau tata
kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang kemudian
menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat.
Pisau analisa terakhir yaitu pembedahan
secara sosiologis atau kemanfatan untuk masyarakat banyak. Menilik kembali pada
landasan operasional Organisasi mahasiswa yaitu Tri Dharma perguruan tinggi
dalam poin tiga kita temukan “pengabdian masyarakat”, kemudian hal inilah yang
menjadi ruh dalam proses penyusunan program-program kerja organisasi. Maka
banyak kita temukan di berbagai organisasi yang memasukan program pengabdian
masyarakat bahkan membentuk divisi khusus di dalamnya. Mungkin persoalannya
kemudian seperti apa bentuk pengabdian tersebut apakah telah mencapai tahapan
pemberdayaan berkelanjutan atau masih bersifat sporadik “datang –tinggal -
kembali tahun depan”.
Terlepas dari argumen apapun yang kita bangun
mengenai pentingnya organisasi mahasiswa, rasanya kritik otokritik tetap perlu
dilakukan guna mengukur tahapan kerja-kerja organisasi yang telah kita lakukan,
seberapa besar manfaat yang telah kita lakukan bagi mahasiswa, kampus, bahkan
Bangsa dan Negara. Seberapa sering kita turun dalam persoalan realitas kehidupan
di sekitar kita, anak putus sekolah, penggusuran, teknologi pertanian, kurang
gizi dan berbagai persoalan dekat lainnya. Atau mungkin kita masih masih
berkutat pada konflik-konflik internal yang melelahkan belum juga melakukan
komunikasi, kordinasi, bahkan konsolidasi.
Manfaat Berorganisasi Bagi Mahasiswa
Beberapa manfaat berorganisasi bagi
mahasiswa, yaitu:
1. Memperluas
pergaulan
2. Meningkatkan
wawasan/pengetahuan
3. Membentuk
pola pikir yang lebih baik
4. Menjadi kuat
dalam menghadapi tekanan
5. Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi
6. Melatih
leadership (kepemimpinan)
7. Belajar
mengatur waktu
8. Memperluas
jaringan (networking)
9. Mengasah
kemampuan social
10. Ajang latihan dunia kerja yang
sesungguhnya
Tips agar
organisasi bermanfaat
Beberapa tips bisa Anda jadikan pegangan
dalam memilih organisasi, agar organisasi itu sesuai dan bermanfaat bagi Anda,
antara lain:
1. Lihat visi
dan misi organisasi itu
2. Pelajari
jenis kegiatan yang dilakukan. Apakah sesuai dengan minat, kemampuan dan waktu
luang Anda?
3. Posisi apa
saja yang ada dalam organisasi itu. Sesuaikan posisi yang Anda inginkan.
Pelajari kemungkinan Anda menduduki posisi itu.
4. Setelah
bergabung tunaikan hak dan kewajiban Anda dengan bersemangat. Coba paling tidak
3 bulan
5. Jika selama
3 bulan Anda merasakan manfaatnya maka teruskan, dan jika tidak bermanfaat
segeralah mundur dan cari organisasi lain yang lebih sesuai.
Manfaat Ikut
Organisasi Mahasiswa di Kampus
Dengan mengikuti organisasi mahasiswa,
manfaatnya banyak sekali untuk masa depan kamu. Dengan catatan, kamu berperan
sebagai partisipan aktif, bukan sebagai anggota yang sekedar terdaftar namanya
saja dan jarang mengikuti kegiatan yang diadakan. Kalau hanya namanya yang
terdaftar, kamu akan melewatkan kesempatan-kesempatan untuk mempelajari soft
skills yang nantinya berguna di dunia kerja. Lalu kalau ikut, keuntungan apa
yang kamu peroleh? Soft skills seperti apa yang dapat kamu pelajari? Apa
manfaatnya di dunia kerja nanti? Nah di bawah ini dijelaskan beberapa
diantaranya:
1. Melatih
Leadership
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada
banyak hal yang harus kamu urus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya
melibatkan banyak orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun
orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus umumnya
memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut
organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam mengutarakan pendapat di hadapan
orang lain ataupun menggerakkan dan mengarahkan teman-teman sesama anggota
ketika organisasi sedang mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang
seperti apa rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah
berpartisipasi dalam organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan terperangah
bahwa sesungguhnya kamu mampu melakukannya. Di dunia kerja, keterampilan
leadership ini pasti bermanfaat sekali. Seringkali di lowongan-lowongan kerja
memasukkan leadership sebagai salah satu kriteria untuk calon karyawan barunya,
meskipun untuk posisi level staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kamu
yang mengikuti organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta
dapat memotivasi dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja. Atasan
juga lebih senang karena tidak harus mengarahkan kamu terus menerus.
2. Belajar
Mengatur Waktu
Dengan ikut organisasi, memang waktu yang
biasa kamu gunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang.
Sementara itu, kuantitas tugas kuliah tetap sama saja antara kamu yang ikut
organisasi dan teman-teman lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat
berjalan sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen waktu yang
baik mutlak harus kamu lakukan. Mungkin pada awalnya, kamu akan sedikit
kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi. Tapi, lama-lama kamu akan
semakin terbiasa. Selanjutnya, kebiasaan ini dapat terus terbawa sepanjang sisa
hidup kamu. Setelah bekerja di kantor nanti, kamu akan lebih terlatih dalam
mengelola tugas-tugas yang jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas
tugas mana yang harus lebih dulu dikerjakan.
3. Memperluas
Jaringan atau Networking
Di dalam organisasi akan banyak orang baru
yang kamu kenal. Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari
jurusan lain, orang lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang
kamu pilih, dan sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan)
jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi fresh
graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka, kamu akan dapat
memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan. Entah itu dari kantor tempat
mereka bekerja atau dari informasi yang mereka miliki. Dan menurut kebiasaan di
berbagai perusahaan, rekomendasi kandidat dari karyawan yang sudah bekerja di
perusahaan tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat, karena mereka telah
memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut mengenai kamu sebagai calon
karyawan baru.
4. Mengasah
Kemampuan Sosial
Mereka yang tergabung dalam organisasi,
umumnya secara sosial juga lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut
organisasi. Jika ikut organisasi, kamu juga akan terlatih berinteraksi dengan
berbagai macam tipe orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga
dengan teman-teman dari program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan semakin
memperluas pemahaman kamu akan berbagai karakteristik orang. Sesuai pengetahuan
umum, manusia adalah individu unik. Semakin luas pergaulan kamu, maka pemahaman
kamu akan manusia dapat semakin kaya. Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan
sangat membantu. Kamu akan lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai
karakter rekan kerja, sehingga nantinya akan memudahkan kinerjanya kamu.
5. Problem
Solving dan Manajemen Konflik
Banyak berinteraksi dengan orang dengan
berbagai karakteristiknya, merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali
terlibat konflik dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline
yang mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan
rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan konflik. Jika
sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kamu tidak akan kaget lagi dan
sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah
agar tidak sampai menurunkan perfoma kerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa organisasi mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia
kerja yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau
perkuliahan tidak mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft skills
seperti ini. Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat pengetahuan
teknis akan suatu disiplin ilmu. Di buku-buku teks yang banyak dijual di
pasaran sebenarnya banyak mencantumkan teori-teori dan tips-tips praktis
mengenai soft skills ini. Namun jika tidak dipraktekkan ke dalam bentuk
perbuatan nyata atau benar-benar melakukannya, ya sama saja nihil. Karena
berkaitan dengan soft skills ini, ada perbedaan mendasar antara tahu teori dan
mampu mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di kantor.
Berdasarkan pengalaman para recruiter perusahaan, seringkali memiliki riwayat
organisasi memang merupakan nilai tambah bagi calon pegawai baru. Seperti
poin-poin mengenai manfaat organisasi di atas, kebanyakan perusahaan
berpendapat bahwa calon pegawai yang memiliki pengalaman organisasi lebih
terlatih jiwa kepemimpinannya, memiliki manajemen waktu yang lebih baik,
jaringannya yang lebih luas, keterampilan interpersonalnya juga lebih baik,
serta pemilihan solusi dan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih terlatih
menyelesaikan konflik jika dibanding mereka yang tidak memiliki pengalaman
organisasi.
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!