A.
Media Massa
Add caption |
Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber
kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis
seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor
lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik,
pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media
massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat,
2001).
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang
diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan.
Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan
(verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata
(radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan
(televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri,
2001).
Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.
Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah
ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin,
2007).
Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009).
Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009).
Saat ini kita mengenal media massa cetak, media massa radio,
media massa film (bioskup), media massa televisi, kantor berita, media massa
luar ruang (poster, spanduk, billboard, balon) dan multi media (internet/web
site).
Media massa yang paling berpengaruh saat ini adalah televisi. Sebab daya jangkau televisi sangat luas, serentak dan cepat. Nomor dua media massa cetak. Media massa radio pernah berperan sangat besar pada waktu perang dunia I maupun II. Sebab pada saat itu media televisi belum berkembang seperti sekarang. Media kantor berita biasanya hanya berbentuk buletin atau kalau sekarang berupa web site. Fokus kantor berita internasional saat ini adalah fotografi.
Apakah yang membedakan media massa cetak dengan buku? Media massa cetak diterbitkan secara periodik, dengan nama penerbitan sama, diberi nomor serta tanggal terbit dan memuat isi yang bersifat faktual. Sementara buku tidak terbit secara periodik dan memuat isi yang tidak bersifat faktual.
Media massa yang paling berpengaruh saat ini adalah televisi. Sebab daya jangkau televisi sangat luas, serentak dan cepat. Nomor dua media massa cetak. Media massa radio pernah berperan sangat besar pada waktu perang dunia I maupun II. Sebab pada saat itu media televisi belum berkembang seperti sekarang. Media kantor berita biasanya hanya berbentuk buletin atau kalau sekarang berupa web site. Fokus kantor berita internasional saat ini adalah fotografi.
Apakah yang membedakan media massa cetak dengan buku? Media massa cetak diterbitkan secara periodik, dengan nama penerbitan sama, diberi nomor serta tanggal terbit dan memuat isi yang bersifat faktual. Sementara buku tidak terbit secara periodik dan memuat isi yang tidak bersifat faktual.
Periodisasi terbitnya media massa cetak pada umumnya adalah:
harian, mingguan, dua mingguan, bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, empat
bulanan, tengah tahunan dan tahunan. Media massa yang terbit harian, umumnya
koran. Sementara yang terbitnya dua bulanan sampai setahun sekali umumnya
jurnal. Periodisasi yang paling banyak digunakan, selain harian adalah mingguan
dan bulanan. Biasanya tabloid dan majalah menggunakan pola terbit mingguan dan
bulanan.
Media massa cetak dibuat dengan cara mencari dan
mengumpulkan bahan, baik bahan tertulis, gambar dan foto. Pekerjaan ini
dilakukan oleh para wartawan. Bahan itu diolah menjadi tulisan oleh redaksi,
untuk selanjutnya ditata dalam halaman-halaman penerbitan, dibuat film dan
plate lalu dicetak, untuk majalah harus dijilid dan kemudian diedarkan. Baik
secara cuma-cuma maupun dijual.
Media massa cetak diedarkan secara cuma-cuma oleh lembaga kenegaraan/pemerintahan, keagamaan, perusahaan dll. Media massa cetak yang diedarkan secara komersial, bisa dijual di agen koran/majalah (di lapak), dijual para pengasong di jalan raya, di toko buku dan dilanggan oleh konsumen. Pelanggan bisa menerima penerbitan media massa melalui jasa pos, hantaran atau loper yang dipekerjakan oleh agen.
Media massa cetak diedarkan secara cuma-cuma oleh lembaga kenegaraan/pemerintahan, keagamaan, perusahaan dll. Media massa cetak yang diedarkan secara komersial, bisa dijual di agen koran/majalah (di lapak), dijual para pengasong di jalan raya, di toko buku dan dilanggan oleh konsumen. Pelanggan bisa menerima penerbitan media massa melalui jasa pos, hantaran atau loper yang dipekerjakan oleh agen.
Media massa cetak non komersial, dibiayai oleh anggaran
lembaga yang menerbitkannya, karena akan diedarkan secara cuma-cuma. Media
massa cetak komersial, dibiayai dari penjualan media massa tersebut, uang
langganan dan jasa penjualan halaman untuk dipasangi iklan. Ada pula pemasukan
dari advertorial (iklan dalam bentuk artikel). Media massa tertentu, juga
memperoleh pendapatan dari produk pendukungnya (barang promosi). Bahkan
kadang-kadang produk pendukung ini justru bisa mendatangkan pemasukan lebih
tinggi.
Sebelum tahun 1998, penerbitan media massa cetak memerlukan
ijin khusus yang pengurusannya sangat rumit dan berbelit serta memerlukan dana
besar. Hingga pada waktu itu SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) memiliki
nilai komersial yang sangat tinggi. Setelah tahun 1998, penerbitan media massa
cetak bisa dilakukan dengan bebas oleh siapa saja.
Wartawan, jurnalis atau reporter adalah profesi untuk memperoleh informasi dengan mendatangi sumbernya. Istilah yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan ini adalah meliput. Hasil liputan para wartawan, akan ditulis dan diserahkan ke redaktur untuk diseleksi, diolah lagi dan disajikan dalam bentuk tulisan di media cetak, siaran radio atau televisi. Penulis/wartawan lepas (free lance) adalah penulis berita, reportase, artikel, feature dan bentuk tulisan lain yang tidak terikat (bekerja) di satu lembaga. Penulis/wartawan lepas bisa bekerja di rumah masing-masing dan mengirimkan hasil tulisannya ke media manapun.
Sesuai dengan medianya, ada wartawan media massa cetak (koran, tabloid, majalah); wartawan radio, wartawan televisi dan wartawan kantor berita. Kalau dilihat dari jenis pekerjaannya ada wartawan biasa yang pekerjaannya menulis berita dan ada wartawan foto yang pekerjaannya memotret. Dengan berkembangnya media televisi, kemudian dikenal pula reporter yang pekerjaannya mewawancarai sumber berita dan cameraman yang tugasnya mengambil gambar audio visual dari peristiwa atau sumber. Dilihat dari prestasinya, ada wartawan biasa dan ada pula wartawan senior. Yang disebut wartawan senior, bukan mereka yang sudah menggeluti profesi kewartawanan cukup lama atau usianya sudah tua, melainkan yang mampu mencapai prestasi kerja kewartawanan dan diakui oleh masyarakat.
Wartawan, jurnalis atau reporter adalah profesi untuk memperoleh informasi dengan mendatangi sumbernya. Istilah yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan ini adalah meliput. Hasil liputan para wartawan, akan ditulis dan diserahkan ke redaktur untuk diseleksi, diolah lagi dan disajikan dalam bentuk tulisan di media cetak, siaran radio atau televisi. Penulis/wartawan lepas (free lance) adalah penulis berita, reportase, artikel, feature dan bentuk tulisan lain yang tidak terikat (bekerja) di satu lembaga. Penulis/wartawan lepas bisa bekerja di rumah masing-masing dan mengirimkan hasil tulisannya ke media manapun.
Sesuai dengan medianya, ada wartawan media massa cetak (koran, tabloid, majalah); wartawan radio, wartawan televisi dan wartawan kantor berita. Kalau dilihat dari jenis pekerjaannya ada wartawan biasa yang pekerjaannya menulis berita dan ada wartawan foto yang pekerjaannya memotret. Dengan berkembangnya media televisi, kemudian dikenal pula reporter yang pekerjaannya mewawancarai sumber berita dan cameraman yang tugasnya mengambil gambar audio visual dari peristiwa atau sumber. Dilihat dari prestasinya, ada wartawan biasa dan ada pula wartawan senior. Yang disebut wartawan senior, bukan mereka yang sudah menggeluti profesi kewartawanan cukup lama atau usianya sudah tua, melainkan yang mampu mencapai prestasi kerja kewartawanan dan diakui oleh masyarakat.
Wartawan adalah pemburu informasi di lapangan, sementara
redaktur adalah juru masak yang memberi order peliputan, mengumpulkan hasil
liputan dan mengolahnya menjadi tulisan. Di koran-koran besar, wartawan
dikelompokkan sesuai dengan rubrik yang ditangani. Misalnya wartawan ekonomi,
politik, olahraga, budaya dll. Masing-masing rubrik dikepalai oleh redaktur
yang disebut desk.
Pemimpin redaksi adalah pemegang kekuasaan tertinggi di
bagian redaksi sebuah media massa. Pekerjaan utamanya adalah membuat kebijakan
dan meneruskannya ke redaktur pelaksana untuk diaplikasikan pada kegiatan
sehari-hari. Di koran besar, redaktur pelaksana memimpin desk yang
masing-masing dibantu oleh wartawan rubrik. Selain itu ada wartawan non desk
yang biasanya langsung berada di bawah redaktur pelaksana atau pemimpin
redaksi. Redaktur pracetak adalah redaksi yang pekerjaannya menangani lay out
penerbitan pers termasuk segi artistiknya. Di koran-koran pagi biasanya juga
dikenal istilah redaktur malam. Yakni redaksi yang bertugas pada malam hari
sebelum batas deadline koran untuk naik cetak. Sekretaris redaksi adalah kepala
rumahtangga redaksi. Urusannya mulai dari administrasi naskah, uang transpor,
honor, kegiatan rapat dll. Sekretaris redaksi bertanggungjawab langsung kepada
pemimpin redaksi.
Wartawan dan redaksi adalah jenis pekerjaan yang berbeda.
Wartawan adalah jenjang profesi. Sama dengan dosen, dokter, pengacara dll. yang
jenjangnya sangat tergantung dari keahlian dan prestasinya dalam menjalankan
profesi. Sementara redaktur (desk), redaktur pelaksana, pemimpin redaksi,
redaktur pracetak dan sekretaris redaksi berikut para wakilnya adalah jenjang
struktural. Hingga bisa saja penghasilan seorang wartawan senior dalam satu
perusahaan pers, lebih tinggi dari redaktur bahkan redaktur pelaksananya. Sama
halnya dengan di rumah sakit atau perguruan tinggi, yang gaji dokter spesialis
atau guru besarnya lebih tinggi dari kepala bagian atau kepala jurusan.
Caranya harus dengan menulis berita, hasil reportase,
artikel feature atau bentuk tulisan lain dan mengirimkannya ke media massa.
Semakin sering karya seseorang dimuat media massa, maka kredibilitasnya akan
semakin baik. Namun yang bisa benar-benar menjadi wartawan/penulis lepas, dalam
arti hidup dari honorarium menulis, hanyalah mereka yang sudah mampu meraih
status sebagai wartawan senior.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!