Add caption |
Kekayaan sumber daya alam Tanah Papua yang
sangat melimpah merupakan ciptaan, yang diwariskan secara turun temurun oleh
nenek moyang setiap suku-suku yang ada ditanah Papua. Orang Papua menyadari
bahwa sumber daya alam biotik dan abiotik yang ada di tanah Papua adalah
ciptaan Maha Pencipta yang wajib dilestarikan dan dimanfaatkan untuk kemakmuran orang Papua
sendiri.Indonesia menjadikan daerah papua sebagai lahan subur bagi kaum pemilik
modal asing. Dengan dukungan sumber daya alam yang sangat melimpah, Indonesia telah
dimanfaatkan oleh berbagai negara maju untuk menjajah Indonesia secara ekonomi
dan politik. Masa kepemimpinan era SBY telah menghutang hingga mencapai 300
Triliun US$.
Dengan demikian, untuk menutupi utang luar
negri tersebut, maka pemerintah telah
membuka ruang seluas-luasnya kepada pihak asing untuk investasi besar-besaran
di seluruh Indonesia tanpa pajak (bebas pajak), dengan syarat perusahaan dapat
menutupi hutang luar negri. Di samping itu, masih terdapat beberapa potensi
tambang lain seperti batu bara dengan jumlah 6,3 juta ton, barn gamping di atas
areal seluas 190.000 ha, pasir kuarsa seluas 75 ha dengan potensi hasil 21,5
juta ton, lempung sebanyak 1,2 jura ton, marmer sebanyak 350 juta ton, granit
sebanyak 125 juta ton dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan
krom. Karena 90% dari daratan Papua adalah hutan, produk unggulan pun banyak
lahir dari belantara yang dipadati lebih dari 1.000 spesies tanaman.Lebih dari
150 varientas di hutan itu merupakan tanaman komersial. Hutan di Papua mencapai
3l.079.185,77 ha, terdiri atas hutan konservasi seluas 6.436.923,05 ha
(20,71%), hutan lindung 7.475.821,50 ha (24,05%), hutan produksi tetap
8.171606,57 ha (26,3 %), hutan produksi terbatas 1.816.319 ha (5,84%), dan
hutan yang dapat dikonversi 6.354.726 ha (20,45%). Ditambah areal penggunaan
lainnya 821.787,91 ha (2,64%).
Hutan-hutan di tanah Papua memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi Indonesia, Contoh, sebanyak 323.987m3, kayu
bangunan/timber sebanyak 1.714 m3, kayu balok olahan/block board sebanyak 1.198
m3, triplek/plywood sebanyak 88.050 m3 dan kayu olahan/chips sejumlah 45.289
m3. Di sektor perkebunan, dari 5.459.225 ha lahan yang ada, tak kurang dari
160.547 ha sudah dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat (PR) maupun perkebunan
besar (PB), tenaga kerja dengan total produksi 62.153 ton. Di sektor perikanan,
memiliki kekayaan yang kurang besar di sepanjang 1.170 mil garis pantai yang
dipenuhi ribuan pulau pulau kecil.Papua juga memiliki terumbu karang terkaya
dan terbaik di dunia. Hutan bakau terluas dan terbaik di dunia, dengan berbagai
jenis ikan mulai dari pelagis besar, kecil, kerapu, udang, teripang, kerang,
dan lain lain.
Kemudian sumber daya alam yang masih ada akan
dikeruk habis-habis oleh pemerintah Indonesia dan pihak asing demi kepentingan
ekonominya. Investasi kapitalisme di Papua semakin menguat, tanah dan hutan
semakin hari semakin berkurang, eksistensi pemilik hak ulayat yang ada di Papua
semakin hari semakin terpinggirkan. Sejumlah perusahaan besar skala nasional
dan internasional sedang beroperasi di
tanah Papua, seperti Freeport, Breits Petrolium (BP), MIFFE, tambang di Degewo
Paniai, perusahaan kepala sawit dibeberapa kabupaten, perusahaan kayu, dsb,
telah yang mengancurkan alam serta
melumpuhkan eksistensi suku bangsa Papua.
Sejumlah perusahaan yang masuk sama sekali
tidak memberikan manfaat, malah perusahaan mengacurkan lingkungan hidup, termasuk nyawa manusia yang notabennya adalah
pemiliknya hak ulayat dibunuh habis-habis secara langsung maupun tidak
langsung. Meskipun berbagai masalah yang berkaitan dengan eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam di Papua meningkat dan tidak terselesaikan secara
tuntas, pemerintah secara terbuka mengizinkan berbagai perusahaan masuk ke
seluruh tanah Papua, dengan alasan meningkatkan kejahteraan rakyat. Misalnya,
dalam waktu dekat, akan masuk beberapa perusahaan di selatan Papua, yaitu PT
Antam dan Conoco Phillips.
Beberapa waktu mendatang direncanakan akan
melakukan eksploitasi tambang secara besar-besaran di wilayah masyarakat adat
Provinsi Papua bagian selatan. Perusahaan yang telah teridentifikasi melakukan
eksplorasi bahan tambang tersebut adalah PT Aneka Tambang (ANTAM) dan
Perusahaan Conoco Philips dari Amerika Serikat. Dalam hal ini Conoco telah
melakukan ekplorasi sejak tahun 1980-an diseluruh wilayah kemudian disusul oleh
PT ANTAM beberapa tahun terakhir ini. Terdapat empat Kabupaten yang menjadi
sasaran ekploitasi tersebut, diantaranya Pegunugan Bintang, Boven Digoel,
Mappi, Asmat, Merauke dan Yahukimo
Sementara itu, kami memandang bahwa beberapa perusahaan multinasional
maupun Internasional yang melakukan pengambilan sumber daya alam di wilayah
Papua tanpa memperhatikan kesiapan
sumber daya manusia yang memadai sehingga masyarakat dimanfaatkan dan dirugikan,
maka untuk saat ini pihak pemerintah maupun swasta yang melakukan eksplorasi
SDA diwilayah tersebut tanpa prosedur yang jelas sama saja membunuh masyarakat
lokal sehingga perlu melakukan perlawanan dengan berbagai cara termasuk
menyetujui atau menolaknya kegiatan ekplorasi atas sumber daya alam yang ada. Pengalaman
menunjukan bahwa beberapa perusahaan yang melakukan penambangan di
sejumlah wilayah Papua tidak memberikan
jaminan kesejahteraan maupun keamanan di wilayah sekitarnya. Dalam menjalankan kegiatan ekplorasi maupun
eksploitasi selalu melakukannya dengan
pendekatan militeristik. Pada tahun 1997, beberapa perusahaan yang
merupakan anak perusahaan PT Freeport Indonesia
melakukan ekplorasi di wilayah Nabire, selama masa survey pun
mengedepakan pendekatan militer dan sampai saat ini pola pendekatan ini masih
dilakukan oleh Negara ini, hanya untuk melegalkan investor asing dipapua.
Beberapa penanaman modal perusahan asing yang
ada dipapua melakukan eksploirasi kekayaan alam papua tanpa menghargai dsn
melihat tatanan budaya masyarakat papua dan keselamatan masa depan papua. Perusahan-perusahan asing telah melakukan
pendekatan dengan lembaga-lembaga kajian dan penelitian untuk memanfaatkan
hasil penelitianya, contoh PSKK UGM sebagai lembaga kajian dan penelitian conon
katanya sebagai lembaga independen namun pada prakteknya telah kerja sama
dengan conoco philips . Hasil keja sama yang dilakukan hanya untuk meloloskan
kepentingan conoco philips di daerah
Maka teman-teman Pegunungan Bintang, Boven Digoel,
Mappi, Asmat, Merauke dan Yahukimo telah menyatakan sikap untuk menolak rencana
penelitian yang dilakukan dan menolak keberadaan perusahaan conoco phillips peringkat 4 terbesar dunia asal Amerika. Dengan demikian sebagai
mahasiswa papua dan juga sebagai masyarakat papua yang memiliki hak ulayat di
tanah papua “ mari bersama-sama bergandeng tangan, bersatu menyelamatkan manusia
papua, alam papua dan budaya papua” . Atas penolakan tersebut maka kami
atas nama Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (IPMAPA) mengundang seluruh anggota
mahasiswa papua baik organisasi maupun individu untuk nyatakan sikap bersama penolakan
terhadap hasil penelitian dan keberadaan perusahaan Conoco phillips untuk
beroperasi di 5 wilayah adat di Papua.
Maka kami mengundang kawan-kawan mahasiswa
papua sejogjakarta tanpa terkecuali untuk hadir pada audensi bersama nanti. Maka untuk menyikapi bersama
kami mengundang kawan-kawan untuk hadir juga pada diskusi yang akan dilakukan pada
hari kamis tgl 27 jam 15:00 WIB di Asrama kamasan I Jogjakarta. Sekian dan
terima kasih.
DI TULIS OLEH TIM |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!