Tujuan
pendidikan sejati tidaklah hanya mengisi ruang-ruang imajinasi dan intelektual
anak, mengasah kepekaan sosialnya, ataupun memperkenalkan mereka pada aspek
kecerdasan emosi, tapi lebih kepada mempersiapkan mereka untuk mengenal Tuhan
dan sesama untuk pencapaian yang lebih besar bagi kekekalan. Selain memiliki tujuan
yang pasti pendidikan juga memiliki peranan yang penting untuk menunjang
kehidupan kita sehari-hari khususnya untuk para pelajar dan generasi muda
Indonesia. Pendidikan sudah berperan dalam kehidupan seseorang sejak usia dini.
Peranan pendidikan adalah suatu peranan yang menentukan kualitas pendidikan
seorang anak di usia dini. Begitu juga dengan pengaruhnya pada pembentukan
karakter dan perkembangan kepribadian seorang anak.
Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia
terhadap pendidikan dikarenakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan
pendidikan, dalam arti menyelesaikan pendidikan formal hingga mendapatkan gelar
sarjana, yaitu kurang lebih selama 16 tahun. Padahal belum tentu setelah
seseorang mendapat gelar sarjana maka akan langsung mendapatkan pekerjaan
seperti yang kita inginkan, faktanya sekarang ini banyak sarjana yang
menganggur akibat kurangnya lapangan kerja dan sangat cepatnya pertumbuhan
penduduk Indonesia pertahunnya. Selain dikarenakan lamanya waktu untuk
menuntaskan pendidikan hingga mencapai gelar sarjana, biaya sekolah untuk
mendapatkan pendidikan wajib 9 tahun saja sudah membutuhkan biaya yang cukup
bersar. Memang untuk SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama)
sudah tidak dikenankan iuran sekolah tiap bulannya dikarenakan adanya program
BOS (Biaya Operasianal Sekolah), tetapi mereka juga tetap harus membeli
buku-buku pelajaran dan baju seragam yang hanya dijual di sekolah seperti, baju
olahraga, batik dll. Sedangkan untuk tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) selain
harus membayar iuran sekolah tiap bulan, mereka juga wajib membayar uang
pangkal yang jumlahnya sudah ditetapkan oleh masing-masing sekolah.
Khususnya untuk murid SMA swasta, mereka
harus membayarnya dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan SMA Negeri.
Ditambah lagi kurangnya kesadaran masyarakat
Indonesia terutama yang berekonomi menengah kebawah. Para orangtua kurang
menyadari bahwa pendidikan anak-anaknya sangatlah penting. Menurut fakta yang
ada dan yang sering kita lihat maupun yang kita dengar anak-anak ekonomi
menengah kebawah terutama di kota-kota besar mereka berada di jalan-jalan untuk
mengamen, mengemis, dan bekerja serabutan, hal tersebut terjadi disebabkan
perintah dari orangtuanya dan mereka tidak berani menentang perintah orangtua mereka.
Para orang tua mereka melakukan hal tersebut karena sudah putus asa untuk
mencari pekerjaan tambahan yang lebih baik.
Oleh sebab itu para orang tua mereka
memerintah anaknya untuk mengamen dan melakukan hal-hal tersebut. Tetapi tidak
semua anak-anak itu mengamen dikarenakan perintah orangtua mereka. Melainkan
ada anak yang sadar akan kekurangan ekonomi keluarganya, sehingga memaksa
mereka untuk bekerja sambil bersekolah. Ada kalanya anak yang memiliki orang
tua yang berekonomi menengah keatas justru menyepelekan dan menyia-nyiakan
pendidikan yang telah diberikan orang tua mereka. Hal-hal tersebut yang
menyebabkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan Indonesia
menjadi berkurang.
Sedangkan di daerah pelosok atau terpencil,
kesadaran untuk melanjutkan pendidikan memang masih sangat kurang. Mereka lebih
memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan. Kebanyakan faktor yang
disebabkan adalah kurangnya kesadaran pribadi, faktor ekonomi dan faktor sosial
budaya. Faktor sosial budaya berkaitan dengan kultur masyarakat yang berupa
pandangan, adat istiadat, dan kebiasaan. Para remaja selalu melakukan kontak
dengan masyarakat. Pengaruh-pengaruh budaya yang negatif dan salah terhadap
dunia pendidikan akan turut berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
remaja tersebut. Remaja yang bergaul dengan teman-temannya yang tidak sekolah
atau putus sekolah akan terpengaruh dengan mereka. Sehingga mereka memutuskan
untuk tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, karena teman-temannya
juga tidak melanjutkan sekolah. Mereka memilih untuk mencari uang dengan alasan
membantu orang tua, padahal orang tua mereka menginginkan anak-anaknya
melanjutkan sekolah agar mempunyai masa depan yang jelas, “Biarlah orang tuanya
bodoh, yang penting anaknya pintar, dan mempunyai masa depan.” Itulah semboyan
orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi kehidupan dan masa depan
anaknya. Ada juga orang tua yang belum sadar akan pentingnya pendidikan, anaknya
mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan tetapi orang tuanya melarang,
dengan alasan tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolah, sedangkan kebutuhan
yang belum terpenuhi masih banyak, “buat apa sekolah tinggi, toh pada akhirnya
kerja di pabrik atau jadi kuli bangunan, nyatanya si A sudah jadi sarjana
tetapi sampai sekarang masih menganggur.” Pemikiran-pemikiran seperti itu yang
membuat mereka belum sadar akan pentingnya pendidikan. Berhasil atau tidaknya
seseorang itu tergantung pada usaha manusia itu sendiri. Namun selain faktor
dari orang tua yang memang kurang sadar akan pentingnya pendidikan juga
didorong dengan kurangnya informasi yang bisa di akses oleh masyarakat daerah
terpencil. Banyak anak-anak yang sebenarnya ingin sekali melanjutkan ke
perguruan tinggi namun karena orang tua yang memang tidak setuju untuk
kuliah,merekapun juga tidak mencari informasi tentang itu, padahal sekarang ini
banyak sekali perguruan tinggi yang membebaskan mereka dari segala biaya selama
mereka kuliah, Hal itu sangat disayangkan apalagi bagi mereka yang berprestasi
. Di daerah terpencil memang faktor
ekonomilah yang menjadi alasan utama mengapa mereka tidak bisa melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, Mereka mengganggap bahwa untuk makan
sehari-hari saja masih sangat pas-pasan apalagi untuk membiayai kuliah yang
sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Padahal apabila mereka bisa
memanfaatkan beasiswa yang banyak diberikan perguruan tinggi untuk mereka yang
berprestasi namun tidak mampu dalam finansial, suatu hari kelak mereka dapat
menaikkan ekonomi dan mungkin derajat keluarga mereka dengan pendidikan tinggi
dan pekerjaan yang mapan.
Oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus
bangsa harus lebih mengutamakan kesadaran dalam diri kita sendiri akan
pentingnya pendidikan bagi diri kita, bangsa dan Negara. Agar dimasa mendatang
kesadaran masyarakat Indonesia dapat lebih meningkat daripada sekarang. Selain
itu, orang tua juga memegang peran yang tidak kalah penting dibandingkan
kesadaran akan pendidikan dari dalam diri sendiri.
Kita harus membuat komitmen pribadi untuk
maju dan terus maju. Kita harus menjaga kesadaran diri dengan menjaga sisitem
pendidikan yang ada di Indonesia agar mengarah pada tujuan menciptakan generasi
bangsa Indonesia yang produktif bukan yang konsumtif belaka. Selain itu hal
yang perlu kita lakukan saat ini adalah, sadar bahwa kita generasi Indonesia
harus bisa menciptakan produk diberbagai bidang yang kita tekuni bukan hanya
tahu memakai hasil temuan oranglain, apalagi temuan bangsa lain. Mari
menciptakan dan bukan menjadi plagiator semata. Orang-orang atau orang tua yang
mempunyai jalan pikiran sempit yang menganggap pendidikan tidak penting,
mengakibatkan anak-anak mereka yang tidak mengenyam pendidikan formal akan
menjadi beban bagi masyarakat bahkan sering menjadi pengganggu ketentraman
masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pendidikan atau pengalaman
intelektualnya, serta tidak memiliki keterampilan yang menopang kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu mulai sekarang tidak ada di dalam kamus generasi
muda kita kalau “orang miskin,tidak boleh sekolah apalagi bermimpi” karena
dengan keyakinan dan kerja keras ada banyak jalan menuju kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!