Sabtu, 01 Februari 2014

KONTRIBUSI FASILITAS SEKOLAH, DUKUNGAN ORANG TUA, DAN KUALITAS PENDIDIK, TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD INPRES SABIN KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG PAPUA




BAB I
PENDAHULUAN
      A.         Latar Belakang Masalah
Tujuan Pendidikan Nasional (PN)  adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk  prilaku  yang ideal sesuai dengan pandagan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang. PN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha  penyelengggaraan   pendidikan.
Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan pendidikan untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang  diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan pengalaman, dan keterampilan. Peningkatan kualitas tenaga kependidikan di daerah dapat dilaksanakan dengan beberapa langka :
1.      Menata kembali kebijakan kependidikan di daerah diantaranya pemerataan tenaga kependidikan, seperti penempatan tenaga pendidik (guru) yang profesional, tepat dan efektif.
2.      Menata orientasi kualitas guru dengan meluruskan niat guru dalam melaksanakan tugasnya secara totalitas, kesungguhan dedikasi dan loyalitas yang tinggi.
3.      Meningkatkan kinerja kerja, dengan belajar kembali, artinya guru tidak bosan untuk belajar dan terus belajar guna meningkatkan wawasan pengetauhan dan profesinya.
4.      Merluruskan niat dan  semangat  pengabdian, karena profesi guru adalah ladang untuk melaksanakan   ibadah amal jariah yang berkepanjangan dan sebaliknya perlu ingat bahwa profesi guru juga bisa menjadi ladang dosa yang berkepanjangan apabila guru salah dalam mengajar sesuatu pada anak didik.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimulkan bahwa kebijakan kependidikan nasional, pada akibatnya adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik,  berakhlak, dan handal. Berikut ini penjelasan 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia (Kurniawan, 2003)
1.      Standar Kompetensi Lulusan
2.      Standar Isi
3.      Standar Proses
4.      Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5.      Standar Sarana dan Prasarana
6.      Standar Pengelolaan Pendidikan
7.      Standar Pembiayaan Pendidikan
8.      Standar Penilaian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tugas makalah  ini berjudul                  “Kontribusi Fasilitas Sekolah, Dukungan Orang Tua, Dan Kualitas Pendidik Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Inpres Sabin Di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua Tahun 2012.
B.     Batasan  Masalah   
Masalah yang dikaji dalam makalah  dibatasi pada hal–hal:
1.        Ketersediaan fasilitas sekolah di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua tahun 2012.
2.        Keterbatasan dukungan orang tua di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua tahun 2012.
3.        Kualitas pendidik di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua tahun 2012.
C.         Rumusan  Masalah
Beberapa  rumusan  masalah  pada penelitian ini yaitu:
1.        Seberapa besar dan singnifikasi kontribusi ketersediaan fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar siswa SD Inpres Sabin di Kabupaten Pegunungan Bintang  Papua tahun  2012?
2.        Seberapa besar dan singnifikasi kontribusi keterbatasan dukungan  orang tuaterhadap prestasi belajar siswa SD Inpres Sabin di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua tahun 2012?
3.        Seberapa besar dan singnifikasi kontribusi kualitas pengajar terhadap prestasi belajar siswa SD Inpres Sabin di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua tahun  2012?
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.        Mengetahui kontribusi ketersediaan fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar siswa SD Inpres Sabin  di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua  tahun 2012
2.        Mengetahui kontribusi keterbatasan dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa SD Inpres Sabin  di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua tahun 2012
3.        Mengetahui kontribusi kekurangan  tenaga pengajar terhadap prestasi belajar siswa SD Inpres Sabin di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua  tahun  2012.
E.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam Tugas Makalah ini adalah:
1.    Memberikan informasi ketersediaan fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar         siswa SD Inpres Sabin di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua  tahun 2012.
2.      Memberikan informasi kepada pemerintah di Kabupaten Pegunungan Bintang         Papua Dinas Pendidikan untuk dapat menanggani masalah keterbatasan fasilitas sekolah, dukungan orang tua, serta tenaga pengajar SD Inpres Sabin  tahun  2012.
3.      Memberikan informasi kepada orang tua pentingnya pendidikan kepada anak–anak sekolah SD Inpres Sabin  di Kabupaten Penungan Bintang Papua tahun            2012.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prestasi Belajar Siswa
1.      Pengertian prestasi  belajar  siswa
Selama proses pendidikan di sekolah, belajar  merupakan kegiatan yang    paling pokok. Hal  ini berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Untuk        mewujudkan cita-cita luhur tesebut, pemerintah menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia yang menjadi pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka          mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini penjelasan 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia:
a.    Standar Kompetensi Lulusan
        Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar  kompetensi  lulusan minimal mata pelajaran.
b.    Standar Isi
        Standar Isi mencakup lingkup  materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan   pendidikan, dan kalender pendidikan.
c.       Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
d.      Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani  dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan   nasional. Kualifikasi   akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang  pendidik yang  dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial.
e.       Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses  pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
f.       Standar Pengelolaan Pendidikan
Standar Pengelolaan  terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh  Pemerintah  Daerah dan  standar pengelolaan oleh pemerintah.
g.      Standar Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan terdiri  atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan  pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
h.      Standar Penilaian
Pendidikan Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang  pendidikan  tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan  pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Kurniawan, 2003).
2.    Faktor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar Siswa
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar siswa (eksternal) itu sendiri. Keduannya berpengaruh pada tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.
a.          Faktor internal, yang meliputi:
1)               Faktor jasmaniah (fisikologis)
Faktor jasmaniah bersifat bawaan maupun yang diperoleh.Yang termasuk faktor ini adalah penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Keaadaan jasmani melatarbelakangi aktivitas belajar. Fisik yang segar akan berbeda dengan fisik yang kurang segar. Apabila siswa memiilki  fisik yang sehat, motivasi belajar pun semakin baik dari pada siswa yang kondisi fisiknya kurang baik.
2)   Faktor-faktor psikologis
a)         Faktor intelektif yang meliputi:
·            Faktor potensial atau kecerdasan dan bakat
  Kecerdasan dan bakat siswa berpengaruh pada tingkat usia siswa yang memiliki kecerdasan dan bakat pada suatu bidang akan menekuni bidang tersebut dengan senang hati. Pada siswa yang  memiliki bakat menggambar, ia akan senang dengan pelajaran tersebut. Ia menganggap menggambar adalah mudah.
b)      Faktor Nonitelektif
              Faktor non intelektif meliputi unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. Siswa yang memiliki sikap, kebiasaan, kebutuhan, motivasi emosi, dan penyesuaian diri yang baik ketika belajar akan berpengaruh dengan cara belajarnya. Apabila hal tersebut dapat dikendalikan dengan baik, siswa akan lebih konsentrasi dalam belajar. Konsentrasi yang baik membuat siswa dapat mnyerap informasi dengan baik. Hal tersebut dapat membuat siswa mampu menuangkan dengan maksimal apa yang telah dipelajarinya ketika menghadapi ujian sehingga nilainya baik.
3)         Faktor kematangan fisik maupun psikis
              Saat ini muncul anggapan bahawa sekolah dengan usia muda dianggap pintar. Hal tersebut justru kurang baik bagi  psikologi siswa tersebut. Siswa yang sebenarnya belum siap mengikuti kegiatan belajar tetapi sudah harus  mengalami pembelajaran yang sebenarnya belum waktunya harus ia pelajari. Misalya ada siswa berumur empat tahun  sudah duduk di kelas satu sekolah dasar. Umur tersebut sebenarnya belum  boleh duduk di kelas satu. Kondisi psikisnya belum siap untuk menghadapi kegitan belajar yang formal.Pada umur  tersebut anak pada tingkat perkembangan para operasional (2 sampe 7 tahun) dimana pada umur tersebut anak belum bisa berpikir secara obyektif. Anak masih mementingkan  egonya sendiri.
b.      Faktor eksternal
1)      Faktor sosial yang terdiri atas :
a)      Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis menciptakan lingkungan yang kondusif bagi belajar siswa. Dengan lingkungan yang kondusif, siswa dapat belajar dengan baik.
b)      Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah memilki pengaruh yang besar bagi prestasi belajar siswa. Lingkungan sekolah yang bising dapat menganggu aktivitas belajar di dalam kelas. Guru tidak dapat menyampaikan materi dengan baik karena konsentrasi siswa terganggu oleh suasana yang bising dari luar kelas.
Untuk itu, lingkungan sekolah hendaknya mampu menciptakan suasana yang tenang, nyaman,  dan aman bagi siswa agar dapat belajar dengan baik.
c)      Lingkungan masyarakat
Masyarakat juga berpenagruh pada siswa. Lingkungan masyarakat yang baik, dapat berpengaruh pada kegiatan belajar masyarakat biasanya dijumpai, dapat berpengaruh pada warganya.
d)     Lingkungan kelompok
Lingkungan kelompok juga berpengaruh pada proses belajar siswa. Kelompok yang memiliki kegiatan positif, akan membuat anggota bersikap positif. Sedangkan kelompok yang perilakunya cenderung negatif, anggotanya pun juga akan bersikap negatif juga.
2)      Faktor budaya
Faktor budaya meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kesenian.
3)      Faktor lingungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
Ketersediaan fasilitas belajar yang memadai dapat memanjang proses belajar siswa. Fasilitas belajar  siswa seperti buku dapat menunjang  siswa untuk belajar. Ketersediaan buku dapat  membuat siswa memperoleh informasi dengan mudah.
4)      Faktor lingkungan spritual dan keamanan
Lingkungan yang tidak aman dapat menciptakan rasa was-was dalam diri siswa. Hal ini menyebabkan siswa merasa tidak tenang dalam belajar. Sebaiknya, jika lingkungan siswa aman, siswa akan dapat belajar dengan  tenang dan penuh konsentrasi. Rasa aman ini akan menimbulkan kenyaman dalam diri siswa. Untuk itu, orang tua maupun guru dituntut untuk menciptakan  kenyamanan bagi anak.
B.     Fasilitas Belajar
1.    Fasilitas Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi belajar, salah satu diantara faktor- faktor tersebut adalah fasilitas belajar. Meskipun fasilitas belajar hanya sebagian kecil dari faktor- faktor  yang mempengaruhi belajar, namun keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya fasilitas belajar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Fasilitas belajar sangat dibutuhkan dalam kegiatan  belajar mengajar secara formal yang pada umumnya berlangsung di sekolah. Ketika  berbicara  masalah fasilitas belajar dan sebelum membahas lebih dalam mengenai fasilitas belajar, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai definisi atau pengertian fasilitas belajar.  Proses belajar mengajar diharapkan dapat bergairah dan dapat membantu anak didik dalam berprestasi dengan peran sekolah yang membantu anak didik, seperti menyediakan sejumlah buku yang sesuai dengan kurikulum di perpustakaan, menyediakan segala macam alat yang digunakan  untuk praktikum, menyediakan media pembelajaran, menyediakan ruangan kelas yang sesuai dengan ketentuan kesehatan, dan sebagainya.
C.    Dukungan Orang Tua
1.    Dukungan orang tua
Dalam  dunia pendidikan, peranan orang tua sangatlah dibutuhkan sebagai penunjang prestasi akademik anak di sekolah. Seperti diketahui banyak faktor yang dapat  mempengarai  prestasi akademik seseorang anak, salah satunya adalah dukungan oarang tua, yaitu suatu bentuk perlakuan orang tua dalam memberikan perhatian serta bantuan dalam masalah-masalah dibidang pendidikan  guna  mencapai prestasi  akademik yang  dihadapi  anaknya. Kesadaran orang tua akan peran dan tanggung jawabnya selaku pendidik pertama dan utama dalam keluarga sangat diperlukan. Tanggung jawab orang tua terhadap anak tampil dalam bentuk yang bermacam-macam. Bagi anak orang tua adalah model yang harus ditiru dan diteladani. Sebagai model seharusnya orang tua memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam kelurga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia.
2.    Fungsi Dukungan Orang tua
Orang tua memegang perananpenting sebagai penyambung dan penafsir kehidupan masyarakat dan kebuadayaan terhadap anaknya. Anak mempelajari status sosialnya dalam lingkungan keluarganya melalui perbuatan dan pola berpikir dan perbuatan orang tuanya. Ketidakberdayaan anak pada waktu kecil membuatnya lebih banyak bergantung  pada orang  di sekitarnya.
Pada saat anak menginjak usia kanak-kanak ataupun remaja, lingkungan keluarga tetap memegang peranan penting, sebagai pembentuk karakter, moral, akhlak, dan kepribadian anak.

3.                        Bentuk Dukungan Orang tua
Dukungan orang Tua  yang diberikan bagi anak  dalam belajar dapat mendukung nilai belajar siswa serta niat siswa untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Bentuk dukungan orang tua bagi siswa yang dapat dilakukan yaitu:
a.       Menciptakan suasana belajar
Orang tua juga belajar untuk memahami keadaan pada saat anak sedang belajar. Anak membutuhkan suasana yang tenang dan hening agar dapat berkonsentrasi. Orang tua juga mendukung dengan tidak terlalu berisik anak belajar bahkan sebaiknya juga ikut membaca koran atau majalah untuk menciptakan suasana belajar bersama.
b.      Memprioritaskan tugas sekolah
Orang tua ikut berperan aktif mendukung pembelajaran siswa di sekolah dan saat di rumah orang tua mengutamakan tugas sekolah anaknya dari pada tugas di rumah.
c.       Mendorong aktif kegiatan di sekolah
Saat terdapat waktu luang pada anaknya, seharusnya mendukung anak mengikuti kegiatan di sekolahnya seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ataupun pelajaran tambahan dari pada kegiataan serupa tetapi dengan peserta atau lingkungan tidak jelas
d.      Menciptakan stratergi diskusi di rumah
Menciptakan situasi adanya kondisi saling berargumentasi dengan anak. Dengan adanya sistuasi saling berdialog maka hal itu akan mendorong orang tua untuk menyelami jiwa anaknya.
e.       Orang tua perlu mengetahui pengalaman anak di sekolah
Sangat penting bahwa orang tua datang ke sekolah secara berkala untuk melihat perkembangan anaknya serta menjalin hubungan dengan pihak sekolah.
f.       Menyediakan sarana belajar
Keperluan anak untuk belajar seperti buku, alat tulis, dan berbagai keperluan pembiayaan sekolah harus dicukupi oleh orang tua siswa.
4.    Jenis-jenis Dukungan Orang Tua
Pendidikan anak juga sangat ditentukan keberadaannya bentuk dukungan dari kelauarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka prestasi akademik anak akan baik, tetapi apabila dukungan kelauarga anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu prestasi akademik anak. Pada dasarnya dukungan orang tua  terhadap pendidikan anaknya menyangkut tiga hal pokok yaitu dukungan moral, dukungan spritual dan materi.
a.    Dukungan moral
Dukungan moral dari orang tua terhadap pendidikan anak dapat berupa perhatian terhadap pembunuhan kebutuhan psikis yang meliputi kasih sayang keteladanan, bimbingan dan pengarahan, dorongan menamkan rasa percaya diri. Dengan perhatian orang tua yang berupa pemenuhan kebutuhan psikis tersebut diharapkan dapat memberikan semangat belajar dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagi cara misalnya:
1)      Selalu mengingat anaknya barang kali mendapat tugas yang harus di selesaikan di rumah
2)      Memantau aktivitas anak selama dirumah baik mengenai aktitvitas belajar maupun pergaulanya.
3)      Memperhatikan buku-buku bacaan yang dimiliki oleh anaknya.
Dengan adanya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan pskis tersebut di atas, akan sangat mempermudah bagi orang tua dalam mengawasi  atau membantu aktivitas belajar anaknya selama di rumah sebagai penunjang aktivitas belajar di sekolah.

Dengan demikian berarti bahwa orang tua tersebut telah melaksanakan kewajiban dan tanggungg jawabnya dengan baik dalam mengasuh anak-anaknya ditengah-tenagh keluarga yang dibinanya dalam rangka mempersiapkan masa depan anak-anaknya di kehidupan  yang lebih cemerlang.
D.            Kualitas Pendidik
Guru  adalah seorang yang harus dan harus ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa di percaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi suri teladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara bepikir, cara berbicara hingga cara berprilaku sehari-hari sebagai seorang yang harus digugu dan ditiru seorang dengan dirinya memilki peran yang luar biasa dominanya bagi murid.
Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan, tujuan kurikulum, metode, sarana, dan prasarana, lingkungan dan evaluasi.
1.      Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi           bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus    memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,           mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan             meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual.
2.      Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal,  tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.
Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
3.      Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan    dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan
4.      Guru sebagai Pemimpin Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.
5.      Guru sebagai pengelola pembelajaran Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain             itu ,guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan         agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak          ketinggalan zaman.
6.      Guru Sebagai Model dan Teladan Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak  mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum.
7.      Guru sebagai anggota masyarakat
Perananguru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan.Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga memilikikemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melaluikegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
8.      Guru sebagai administrator Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.
Guru akandihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu di administrasikan secara baik.
9.      Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
10.  Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
11.   Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
12.   Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
13.   Guru Sebagai Evaluator. Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.
BAB III
VARIABEL  PENELITIAN

A.     Variabel  Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian Explanatif karena penelitian ini menganalisis kontribusi fasilitas sekolah, dukungan orang tua dan kualitas pendidik terhadap prestasi belajar siswa SD Inpres Sabin di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.  Meskipun fasilitas belajar hanya sebagian kecil dari faktor- faktor yang mempengaruhi belajar, namun keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya fasilitas belajar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Fasilitas belajar sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar secara formal yang pada umumnya berlangsung di sekolah. Ketika berbicara masalah fasilitas belajar dan sebelum membahas lebih dalam mengenai fasilitas belajar, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai definisi atau pengertian fasilitas belajar. Tetapi, dilihat dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa ternyata fasilitas sekolah sangat kurang sehingga minat  belajar siswa berkurang karena keterbatasan fasilitas sekolah seperti: buku-buku papan tulis, kapur tulis, meja dan kursi  sehingga ini akan sangat  mempengaruhi prestasi belajar siswa yang tidak signifikan. Hal ini dikarenakan minat belajar siswa berkurang karena ketersediaan fasilitas sekolah sangat minim. Hasil penilitian membuktikan bahwa fasilitas sekolah tidak memberikan kontribusi pada prestasi belajar siswa. Sesuai dengan fakta di lapangan bahwa  prestasi belajar siswa kurang baik, dikarenakan ketersediaan fasilitas sekolah yang tidak mendukung, baik itu kondisi fisik bangunan maupun fasilitas sekolah yang tidak mendukung untuk belajar siswa.
Namun, melihat siswa-siswi antusias untuk belajar tetapi tidak didukung oleh ketersediaan fasilitas sekolah sehingga semangat belajar siswa berkurang.  Standar sekolah dasar (SD) fasilitas sekolah tidak memadai yang diharapkan sehingga tidak memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Walaupun prestasi yang dicapai siswa tidak tercapai standar prestasi belajar siswa yang diharapkan, orang tua, guru, maupun siswa itu sendiri.
Siswa yang belajar di SD Inpres Sabin  adalah  berasal dari 11 kepala desa yang  diatas, namun Pemerintah Kabupaten Pegunnungan Bintang Papua, tidak perhatikan bangunan sekolah, bangunan lama yang sudah lapuk  itu, Kabupaten dari Jaya Wijaya, sementara Kabupaten Pegunungan Bintang tidak perhatikan bangunan sekolah yang sudah rusak dan tidak pantas di gunakan oleh siswa dan ini sangat di sayangkan.
          Tabel III.1
Jumlah siswa yang sekolag di SD Inpres Sabin pada tahun 2012
No
Kelas
Jumlah siswa
1.
2.
3
4
5
6
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
20
28
20
19
18
19

Jumlah
124


Tabel III.2
Fasilitas belajar di  SD Inpres Sabin  di Kabupaten Pegunnungan Bintang Papua
Variabel Penelitian
Indikator
Data Yang Akan Dicari
Fasilitas Sekolah

























·      Meja
Ketersediaan meja belajar tidak cukup sehingga mereka belajar di tanah.
·      Kursi
Ketersediaan kursi tempat duduk siswa tidak cukup.
·      Papan tulis
Ketersediaan papan tulis tidak  cukup  maka, guru  sulit menjelaskan/ mengambarkan di papan tulis.
·      Kapur
Ketersediaan kapur untuk menulis juga  tidak  sehingga tidak bisa menulis dan tidak menjelaskan.
·      Toilet
Ketersediaan toilet  tidak tersedia di sekolah
·      Buku-buku


Ketesediaan buku-buku sangat kurang di sekolah sehingga, daya membaca siswa juga kurang
·      Ruang Belajar
Ruang belajar,  yang kurang bagus sehingga aktivitas belajar yang kurang  efektif
·      Ruang guru/Kantor
Ruangan guru/ kantor , tidak ada maka, persiapan mengajar guru kurang
·      RuangKepalaSekolah
Ruang kepala sekolah tidak ada sehingga  kepala sekolah tidak bekerja dengan maksimal.
·      Ruang Perpustakaan
Perpustakaan tidak ada maka, siswa juga meminjam buku untuk belajar sendiri kurang
Dukungan       Orang Tua


Variabel Penelitian
·       Biaya sekolah

Biaya sekolah yang kurang mampu karena sektor sekonomi
·       Menyediakan fasilitas belajar  
Menyediakan alat-alat belajar tetapi, sektor ekonomi kurang mampu
·       Memberi motivasi belajar
Memberikan motivasi agar siswa belajar dengan baik


Kualitas  Pendidik

·       Lulusan SPG

Guru-guru yang mengajar pun lulusan SPG jadi, kualitas siswa yang kurang begitu baik
·       Lulusan DIPLOMA
Lulusan diploma, penguasan materi yang kurang
·        Lulusan S1
Belum ada guru –guru SD lulusan S1 SD Inpres Bime
 Prestasi BelajarSiswa

·       UTS

Mengukur kemampuan siswa apakah sudah paham atau tidak melalui tes ujian tengah semester   ( uts)
·       Hasil akhir/ nilai rapot

Hasil akhir /ujian akhir akan terlihat, hasil yang diperoleh siswa sehingga guru bisa mengukur kemampuan siswa

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan Dan Saran
                  Tidak ada kontribusi yang signifikan, fasilitas sekolah terhadap  prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan fasilitas sekolah di SD Inpres Sabin tidak memadai untuk pembelajaran. Pemeintah Kabupaten Pegunugan Bintang Papua tidak memperhatikan fasilitas sekolah, sehingga prestasi belajar siswa pun kurang baik.  Jika ketersediaan fasilitas sekolah mendukung maka sangat besar kontribusi terhadap prestasi belajar siswa baik namun, kenyataannya tidak mendukung fasilitas sekolah sehingga  bekontribusi terhadap prestasi belajar siswa tidak sesuai yang di harapkan.
      Tidak ada kontribusi yang  signifikan dukungan orang tuaterhadap prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan orang tua tidak mendukung sehingga, prestasi belajar siswa yang dicapai pun tidak puas karena, orang tua tidak mendukung dalam belajar siswa. Namun, sebagian besar siswa SD Inpres Sabin semangat belajar cukup tinggi karena sampe sekarang tidak memberikan dukungan orang tua pun mereka datang ke sekolah mau belajar mempunyai  semangat yang tinggi.
                  Prestasi belajar siswa baik jika, ketersediaan fasilitas sekolah, dukungan dari orang tua, kualitas pendidik mendukung maka prestasi belajar/ hasil belajar yang di capai oleh siswa pun akan sangat baik pula. Namun, melihat fakta di lapangan tidak sesuai  yang kita bayangkan dalam  hal ketersediaan fasilitas kurang, keterbatasan dukungan orang tua dan kualitas tenaga pendidik yang kurang baik maka, sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang baik.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diberikan diatas, maka saya memberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi kemajuan bagi siswa di SD Inpres Sabin di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua:
a.       Diharapkan kepada siswa semangat belajar tidak bermalas-bermalas mempunyai daya juang yang tinggi, untuk mau belajar bagi siswa SD Inpres Sabin Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
b.      Diharapkan kepada siswa SD Inpres Sabin  harus  belajar kreatif dan inovatif, jangan malas sekolah karena keterbatasan fasiilitas sekolah,  keterbasan dukungan orang tua, tetapi semangat belajar adalah mendatangkan keberhasilan yang baik.
c.       Diharapkan kepada siswa SD Inpres Sabin minat belajar untuk mengetahui hal-hal yang baru itu membutuhkan perjuangan yang tinggi, jangan padamkan semangat dalam diri dan jangan terpengaruh anak-anak yang belajar di kota.
d.      Diharapkan kepada siswa SD Inpres Sabin  untuk  mempertahankan  prestasi belajar  yang tinnggi karena anda sebagai siswa suatu saat nanti kalian lulus SD, dan masuk SMP, SMA bahkan  kuliah nanti akan mengerti  pentingnya belajar.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Abu  Ahmadi, 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka cipta.
2.      Abu Ahmadi, 2007.  Psikologi sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta.
3.      Admin, hubungan antara persepsi terhadap dukungan orang tua di bidang pendidikan dan cara belajar dengan prestasi belajar pada siswa –siswi di SMK          St. Carolus Surabaya ( http:/www. Digilib.ubaya.co.id/..index php? ).           .
4.      Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyanto, Psikologi Belajar.  Jakarta : Rineka Cipta.
5.      Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka             Cipta.
6.      Purwanto,2012. Peranan Guru Dalam Pendidikan. Diakses dari  23   Oktobertahun 2012 http:/profesipend.

7.      Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!