PENDAHULUAN
Sesungguhnya term boarding
school bukan sesuatu yang baru dalam konteks pendidikan di Indonesia. Karena
sudah sejak lama lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia menghadirkan konsep
pendidikan boarding school yang diberi nama Yayasan
Katolik ataupun Yayasan lain Dalam lembaga ini diajarkan secara
intensif ilmu-ilmu keagamaan dengan tingkat tertentu sehingga
produknya bisa menjadi yang nantinya akan bergerak dalam bidang
pendidikan baik di lingkungan masyarakat. Di Indonesia terdapat ribuan sekolah
yang berpola Asarama.
· Guru
yang Berkualitas
Sekolah-sekolah berasrama umumnya menentukan
persyaratan kualitas guru yang lebih jika dibandingkan dengan
sekolah konvensional. Kecerdasan intellectual, social, spiritual, dan kemampuan
paedagogis-metodologis serta adanya ruh mudarris pada
setiap guru di sekolah berasrama. Ditambah lagi kemampuan bahsa asing: Inggris,
Arab, Mandarin, dll. Sampai saat ini dalam penilaian saya sekolah-sekolah
berasrama(boarding school) belum mampu mengintegrasikan guru sekolah dengan
guru asrama. Masih terdapat dua kutub yang sangat ekstrim antara kegiatan
pendidikan dengan kegiatan pengasuhan. Pendidikan dilakukan oleh guru sekolah
dan pengasuhan dilakukan oleh guru asrama.
· Lingkungan
yang Kondusif
Dalam sekolah berasrama semua elemen yang ada
dalam komplek sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya tidak hanya
guru atau bisa dibalik gurunya bukan hanya guru mata pelajaran, tapi semua
orang dewasa yang ada di boarding schooladalah guru. Siswa tidak
bisa lagi diajarkan bahasa-bahasa langit, tapi siswa melihat langsung praktek
kehidupan dalam berbagai aspek. Guru tidak hanya dilihatnya di dalam kelas,
tapi juga kehidupan kesehariannya. Sehingga ketika kita mengajarkan tertib
bahasa asing misalnya maka semuanya dari mulai tukang sapu sampai principal
berbahasa asing. Begitu juga dalam membangun religius socity, maka semua elemen
yang terlibat mengimplementasikan agama secara baik.
· Siswa
yang heterogen
Sekolah berasrama mampu menampung siswa dari
berbagai latar belakang yang tingkat heteroginitasnya tinggi. Siswa berasal
dari berbagai daerah yang mempunyai latar belakang social, budaya, tingkat
kecerdasan, kempuan akademik yang sangat beragam. Kondisi ini sangat
kondusif untuk membangun wawasan national dan siswa terbiasa berinteraksi
dengan teman-temannya yang berbeda sehingga sangat baik bagi anak untuk melatih
wisdom anak dan menghargai pluralitas.
· Jaminan
Keamanan
Sekolah berasrama berupaya secara total untuk
menjaga keamanan siswa-siswinya. Makanya, banyak sekolah asrama yang mengadop
pola pendidikan militer untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Tata tertib
dibuat sangat rigid lengkap dengan sangsi-sangsi bagi
pelanggarnya. Daftar “dosa” dilist sedemikan rupa dari dosa kecil, menengah
sampai berat. Jaminan keamanan diberikan sekolah berasarama, mulai dari jaminan
kesehatan(tidak terkena penyakit menular), tidak NARKOBA, terhindar dari
pergaulan bebas, dan jaminan keamanan fisik(tauran dan perpeloncoan), serta
jaminan pengaruh kejahatan dunia maya.
· Jaminan
Kualitas
Sekolah berasrama dengan program yang
komprehensif-holistik, fasilitas yang lengkap, guru yang berkualitas, dan
lingkungan yang kondusif dan terkontrol, dapat memberikan jaminan
kualitas jika dibandingkan dengan sekolah konvensional. Dalam sekolah
berasrama, pintar tidak pintarnya anak, baik dan tidak baiknya anak sangat
tergantung pada sekolah karena 24 jam anak bersama sekolah. Hampir dapat
dipastikan tidak ada variable lain yang “mengintervensi”
perkembangan dan progresivits pendidikan anak, seperti pada sekolah
konvensional yang masih dibantu oleh lembaga bimbingan belajar, lembaga kursus
dan lain-lain. Sekolah-sekolah berasrama dapat melakukan treatment individual,
sehingga setiap siswa dapat melejikan bakat dan potensi individunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!